"Ini aja saya nggak berangkat ini karena itu ada limbah-limbahnya itu dari PT terus juga kan akhirnya juga solar nggak kebeli sekarang itu," katanya.
Baca Juga: Tanggul Kali Krukut Jebol, Warga Petogogan Jaksel Panik Diterjang Air Deras
Ia berharap, pemilik proyek tanggul beton itu dapat melakukan pembuangan limbah secara teratur.
"Saya juga berharap agar pembuangan limbahnya lebih rapi lah gitu, apalagi yang kasihan kan nelayan-nelayan," tutur dia.
Keluhan serupa datang dari Sodikin 51 tahun, nelayan yang sudah puluhan tahun menggantungkan hidup di laut Cilincing.
“Dulu sehari bisa Rp500 ribu, sekarang turun jadi Rp150–200 ribu. Itu pun buat solar saja kurang,” katanya.
Baca Juga: Pramono Manut Diminta Presiden Prabowo Bersumbangsih pada Proyek Tanggul Raksasa
Bahkan, Sodikin mengakui banyak PT lainnya yang berada di kawasan perairan itu yang dikoordinasikan langsung oleh pihak PT KCN.
"Di sini PT-PT banyak, cuman yang koordinasiin PT KCN, banyak di sini sampai dalam-dalam sono laut PT PT itu, cuman yang koordinasiin itu ya itu KCN," ujar Sodikin.
Sodikin juga menyayangkan tidak adanya kompensasi maupun sosialisasi dari pihak perusahaan terkait dampak yang dirasakan masyarakat pesisir.
"Saya sudah sampai sekarang juga nggak ada ini kita dapat kompensasi," kata dia.
Baca Juga: Tanggul Diklaim Mampu Selamatkan 1.700 Keluarga dari Banjir di Muara Angke Jakut