POSKOTA.CO.ID - Peristiwa banjir bandang di Pulau Dewata Bali turut melanda kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada awal September 2025.
Curah hujan ekstrem yang turun dalam waktu lama mengubah salah satu bandara tersibuk di Indonesia itu menjadi genangan air luas.
Akibatnya otoritas bandara menetapkan status force majeure dan menghentikan seluruh operasional penerbangan baik kedatangan maupun keberangkatan.
Banjir merendam area penting bandara, termasuk apron, taxiway, hingga terminal utama. Kondisi ini membuat aktivitas aviasi tidak mungkin dilakukan.
Baca Juga: 3 Mantan Pejabat PDAM Lebak Ditahan Terkait Dugaan Korupsi Penyertaan Modal dan Proyek
Ribuan penumpang domestik dan mancanegara terpaksa menunggu tanpa kepastian, sementara maskapai mengalami kerugian operasional yang besar akibat pembatalan penerbangan massal.
Penutupan bandara berdampak langsung pada pariwisata Bali. Sebagai gerbang utama wisatawan internasional, lumpuhnya Ngurah Rai memutus akses vital turis yang menjadi nadi perekonomian pulau tersebut. Hotel, restoran, hingga jasa pemandu wisata diprediksi mengalami kerugian signifikan.
Korban Jiwa dan Sorotan Internasional
Tragedi ini tidak hanya memengaruhi transportasi dan ekonomi, tetapi juga menelan korban jiwa.
Laporan The Guardian menyebut sedikitnya 15 orang meninggal dunia, sementara puluhan lainnya dinyatakan hilang.
Baca Juga: Manajemen Mie Gacoan di Pandeglang Buka Suara Terima Peringatan Izin Operasional
Media Australia, ABC, juga menyoroti evakuasi besar-besaran dengan jumlah korban meninggal mencapai sembilan orang.