JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sebuah transformasi penuh makna telah terjadi di jantung Ibu Kota. Halte Transjakarta Senen Sentral, yang sempat luluh lantak dilalap api dalam kerusuhan 29 Agustus lalu, kini telah bangkit dengan identitas baru: Halte Jaga Jakarta.
Diresmikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, pada Senin, 8 September 2025, halte ini tidak sekadar berfungsi sebagai tempat menunggu bus, tetapi telah berubah menjadi simbol kolektif akan pentingnya menjaga perdamaian dan fasilitas publik.
Pergantian nama ini bukanlah sekadar gimmick, melainkan sebuah pesan khusus yang ingin disampaikan pemerintah kepada seluruh warga Jakarta.
Pramono Anung, dalam sambutannya, menegaskan bahwa pemilihan nama “Jaga Jakarta” adalah sebuah seruan untuk bertanggung jawab bersama.
Baca Juga: Tunjangan Rumah DPRD Bekasi Capai Rp46 Juta, Wali Kota Tunggu Pemprov Jabar Evaluasi
"Karena yang pertama, sebagai bagian kita untuk menjaga Jakarta secara bersama-sama. Supaya kejadian ini (perusakan halte) tidak terulang kembali, maka saya bersama jajaran pemkot memutuskan untuk merubah Halte Sentral Senen ini, menjadi Jaga Jakarta," tegas Pramono.
Ia menambahkan, "Tidak mungkin menjaga Jakarta hanya dilakukan oleh pemerintah tanpa keterlibatan peran serta masyarakat secara sepenuhnya."
Puing Sejarah dalam Bingkai: Mengenang agar Tak Terulang
Yang paling menyita perhatian dalam halte baru ini adalah instalasi khusus yang memajang puing-puing sisa kebakaran.
Barang-barang seperti mesin tap in, kerangka blower, televisi yang rusak, papan petunjuk arah, hingga bongkahan guiding block yang hangus, dibingkai rapi dalam kotak kaca berwarna biru.
Instalasi ini berfungsi sebagai memorial yang powerful, mengingatkan setiap penumpang pada peristiwa kelam yang tidak diharapkan terulang kembali.
"Memorable yang ada, yang dibuat, memang sengaja diskusi kami dengan Dirut Transjakarta supaya memorable itu mengingatkan, bahwa di tempat ini pernah terjadi peristiwa yang mudah-mudahan tidak akan pernah terulang kembali bagi warga Jakarta," jelas Pramono.