Gate Sentra Niaga Kalimalang Ditutup Permanen, PT Mitra Patriot Klaim Rugi Rp160 Juta

Senin 08 Sep 2025, 20:36 WIB
PT Mitra Patriot menutup permanen gate milik Paguyuban Ruko Sentra Niaga Kalimalang (RSNK) di Jalan Tawes Raya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Senin 8 September 2025. (Sumber: Istimewa)

PT Mitra Patriot menutup permanen gate milik Paguyuban Ruko Sentra Niaga Kalimalang (RSNK) di Jalan Tawes Raya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Senin 8 September 2025. (Sumber: Istimewa)

BEKASI SELATAN, POSKOTA.CO.ID - PT Mitra Patriot kembali menutup secara permanen gate milik Paguyuban Ruko Sentra Niaga Kalimalang (RSNK) di Jalan Tawes Raya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Senin 8 September 2025.

Direktur PT Mitra Patriot (PTMP), David Hendradjid mengatakan, langkah tersebut merupakan buntut dari kekecewaan warga penghuni RSNK terhadap pengelolaan PTMP sebelumnya.

"Warga Sentra Niaga Kalimalang merasa keberatan dengan pengelolaan PTMP yang lama. Namun dengan manajemen baru, kami berkomitmen memperbaiki pelayanan sehingga tidak ada alasan lagi bagi mereka membuka gerbang," ujar David kepada wartawan.

Menurutnya, PT Mitra Patriot mendapat mandat penuh dari Pemkot Bekasi untuk mengelola lahan parkir di Gate 1, 2, dan 3 RSNK.

Baca Juga: Pemkot Bekasi Jelaskan Keputusan Pemberhentian Dirut PT Mitra Patriot

David menegaskan, pihaknya tidak akan membuka ruang komunikasi lagi dengan paguyuban karena mediasi telah dilakukan sebelumnya oleh manajemen lama.

"Tidak perlu lagi berdebat atau berdiskusi. PTMP adalah satu-satunya BUMD yang ditunjuk Wali Kota Bekasi untuk mengelola parkir RSNK 1, 2, dan 3," tegasnya.

David menjelaskan, penutupan permanen dilakukan setelah mendapat arahan dari Wali Kota Bekasi. Pasalnya, sebelumnya gate hanya ditutup menggunakan barier, namun berulang kali dibuka kembali.

"Pertemuan kemarin dengan Pak Wali dan instansi terkait memutuskan penutupan permanen. Jadi, kami tindak tegas agar tidak dibuka kembali," jelasnya.

Baca Juga: Pemkot Bekasi Siapkan Rp2 Miliar untuk BPJS Ketenagakerjaan Pekerja Informal

Lebih lanjut, David mengungkapkan bahwa polemik ini berdampak besar pada pendapatan PTMP. Dari target Rp360 juta per bulan, PTMP hanya menerima sekitar Rp200 juta.


Berita Terkait


News Update