POSKOTA.CO.ID - Suasana mencekam mewarnai Kota Bandung setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata di sekitar kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas), pada Senin malam, 1 September 2025.
Aparat dilaporkan menembakkan gas air mata ke dalam area kampus, membuat mahasiswa, relawan medis, hingga satpam menjadi korban.
Dalam sebuah unggahan yang dibagikan akun Instagram @info.mahasiswaunisb, terlihat jelas detik-detik terjadinya penembakan gas air mata oleh aparat.
Rekaman itu menunjukkan suasana kacau di dalam area kampus ketika gas mulai menyebar.
Sejumlah mahasiswa yang semula bertahan di halaman kampus terpaksa berlarian mencari perlindungan.
Baca Juga: Lini Serang Persib Bandung Kian Tajam, Reijnders dan Andrew Jung Resmi Bergabung
Beberapa di antara mereka tampak sesak napas, terbatuk-batuk, bahkan ada yang harus dibopong untuk dievakuasi ke tempat aman.
Gas air mata tersebut ditembakkan ke dalam area kampus Unisba dan Unpas, tepat saat sejumlah mahasiswa masih berkumpul.
Bahkan, dari beberapa potongan video yang beredar, terlihat keberadaan kendaraan taktis (rantis) milik aparat TNI yang melintas di sekitar kawasan kampus, menambah ketegangan suasana.
Sejumlah akun solidaritas mahasiswa juga menyebutkan bahwa banyak mahasiswa masih tertahan di dalam kampus dan membutuhkan bantuan medis, termasuk suplai oksigen.
“Kami mengecam keras tindakan aparat gabungan TNI-Polri yang menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah kampus Unpas Tamansari dan Unisba. Ini bukan sekadar pelanggaran prosedur, ini adalah teror negara terhadap rakyatnya sendiri,” tulis akun resmi @LBHBandung.
LBH Bandung menilai, tindakan aparat sebagai serangan terhadap kebebasan akademik dan demokrasi.
“Menyerang kampus berarti menyerang hak konstitusional mahasiswa untuk menyuarakan pendapat. Negara harus tahu batas, dan hari ini batas itu telah dilanggar secara terang-terangan,” tegas pernyataan resmi mereka.
Insiden itu sendiri memicu reaksi luas di media sosial. Tagar #AllEyesOnBandung menduduki trending topic di platform X (Twitter).
Warganet menyuarakan keprihatinan dan mendesak transparansi dari aparat serta pemerintah terkait insiden penyerangan kampus itu.
Baca Juga: Pemkab Serang Jalin Kerja Sama dengan Unpas Bandung
Kenapa Aparat Serang Kampus Unisba dan Unpas?
Kronologi kericuhan tersebut bermula dari aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPRD Jabar pada Senin siang.
Massa yang dibubarkan dievakuasi ke posko medis darurat di kampus Unisba dan Unpas.
Namun sekitar pukul 23.30 WIB, aparat mulai merangsek ke kawasan kampus dan menembakkan gas air mata secara membabi buta ke arah gerbang hingga masuk ke area dalam.
Akibatnya, 69 mahasiswa dilaporkan terkapar. Relawan medis dan satpam kampus turut menjadi korban. Situasi makin parah karena akses ambulans terhambat.
Di sisi lain, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rocmawan menyampaikan bahwa langkah aparat merupakan bagian dari patroli gabungan skala besar pasca-unjuk rasa yang dinilai anarkis.
“Patroli gabungan ini merupakan upaya pencegahan agar tidak terjadi aksi-aksi yang dapat mengganggu ketertiban umum,” ujar Kombes Hendra.