POSKOTA.CO.ID – Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Indonesia (UI), Jimly Asshiddiqie masih menyoroti kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Menurut Jimly, kerusuhan dan amuk massa yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh kesombongan kekuasaan di tengah ketimpangan dan kesenjangan sosial.
Hal tersebut disampaikan Jimly melalui akun X pribadi @JimlyAs seperti dilansir Poskota pada Selasa, 2 September 2025.
“Mmperhatikn prkembangan kerusuhan & amuk massa akhir2 ini. Ada kmarahan luas akibat kesombongan kkuasaan di tengah ktimpangan & ksenjangan sosial yg menganga,” ucapnya.
Baca Juga: Daftar Aksi Demo di Jakarta Hari Ini 2 September 2025, Cek Lokasinya!
Menurut Jimly, sekarang adalah saatnya untuk menata ulang sistem dan kebijakan kenegaraan Indonesia.
“Nampaknya sdh saatnya mnggelorakan kmbali pntingnya menata ulang sistem & kbijakan kenegaraan kita. Bgmn mnrt anda?” pungkasnya.
Baca Juga: Demo Serentak Hari Ini 2 September 2025 Digelar di Mana Saja? Cek Daftar Wilayah yang Turun ke Jalan

Rangkuman demo saat ini
25 Agustus 2025
Aksi unjuk rasa dimulai di depan Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, sebagai bentuk protes terhadap besarnya tunjangan perumahan anggota DPR yang mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Massa aksi terdiri dari mahasiswa, buruh, dan ojek online. Aksi awalnya damai, namun berubah menjadi ricuh dengan adanya pembakaran sepeda motor, perusakan fasilitas umum, serta bentrokan dengan aparat kepolisian.
Aksi serupa juga terjadi di Medan, dengan massa membakar ban dan memblokade jalan di depan gedung DPRD.
Baca Juga: Demo Hari Ini 2 September 2025 di Jakarta Apakah Ada? Cek Waktu dan Titik Lokasi Selengkapnya
27 Agustus 2025
Demonstrasi meluas ke Pontianak. Massa, sebagian besar mahasiswa, menyerang gedung DPRD setempat.
Bentrokan terjadi dan aparat kepolisian menangkap 15 orang yang dianggap melakukan perusakan. Para pelaku kemudian dibebaskan setelah menandatangani surat pernyataan.
Baca Juga: Kesbangpol Jakarta Ingatkan Tidak Terprovokasi Ajakan Kericuhan saat Demo
28 Agustus 2025
Seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis Brimob saat unjuk rasa berlangsung.
Peristiwa ini memicu gelombang kemarahan yang lebih luas dan memperbesar skala aksi di berbagai daerah.
29-30 Agustus 2025
Kerusuhan pecah di berbagai kota besar seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Solo, dan lainnya. Gedung DPRD dan fasilitas pemerintah dirusak dan dibakar.
Rumah beberapa pejabat publik, termasuk anggota DPR, menjadi sasaran penjarahan oleh massa.
Massa juga menyerang beberapa kantor polisi dan kendaraan dinas. Dalam dua hari ini, tercatat beberapa korban jiwa, baik dari peserta aksi maupun warga sipil yang berada di lokasi kejadian.
1 September 2025
Pemerintah mulai mengambil tindakan. Presiden membatalkan agenda luar negeri, mencabut kebijakan tunjangan DPR yang menjadi pemicu awal aksi, dan memerintahkan aparat keamanan menindak tegas pelaku kerusuhan.
Beberapa aksi yang direncanakan di sejumlah kota dibatalkan karena peningkatan pengamanan dan ketegangan yang masih tinggi.