JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) terus memperkuat pertahanan siber guna mengantisipasi potensi serangan digital yang semakin kompleks.
Hal itu dilakukan berdasarkan data dari laporan AwanPintar.id edisi Februari 2025, yang mengungkap sebanyak 48,58 persen serangan siber dalam negeri berasal dari Jakarta.
Kepala Diskominfotik DKI Jakarta, Budi Awaluddin, mengatakan sejak 2020 pihaknya telah membentuk JakartaProv-CSIRT (Computer Security Incident Response Team) sebagai garda depan penanganan insiden siber di lingkungan Pemprov DKI.
"Saat ini, fokus utama adalah meningkatkan sistem keamanan (audit, deteksi, panduan) dan menjaga kepercayaan masyarakat," ucap Budi saat dihubungi Poskota, Minggu, 24 Agustus 2025.
Baca Juga: Antisipasi Serangan Siber, DPRD DKI Dorong Pemprov Jakarta Perkuat Koordinasi Dengan BSSN dan Polri
Budi menjelaskan, seiring perkembangan teknologi dan pola serangan siber, Pemprov DKI menghadapi tantangan besar, yakni meningkatkan level kematangan keamanan.
Kemudian, memperkuat kapasitas respons insiden, memperluas edukasi kepada publik, serta mengimplementasikan teknologi pemantauan dan deteksi real-time.
"Ke depan, tantangan adalah menaikkan level kematangan keamanan, memperkuat kapasitas respons, memperluas edukasi ke publik, serta mengimplementasikan teknologi pemantauan dan deteksi real-time," ujar Budi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Budi menyebut, Diskominfotik menyiapkan Strategi Keamanan Siber Pemprov DKI 2025–2030 yang berfokus pada enam pilar utama:
1. Penguatan Kebijakan & Tata Kelola
- Menyusun strategi keamanan siber 2025- 2030.