POSKOTA.CO.ID - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, bersama Rismon Sianipar dan Tiffauzia Tiyassuma menerbitkan buku terbaru berjudul Jokowi’s White Paper.
Buku itu sendiri memiliki judul lengkap "Jokowi’s White Paper: Kajian Digital Forensik, Telematika, dan Neuropolitika atas Keabsahan Dokumen dan Perilaku Kekuasaan".
Dengan tebal hampir 700 halaman, karya ini diinformasikan menyajikan hasil analisis ilmiah kolaboratif dari ketiganya dalam mengusut keaslian ijazah sarjana Jokowi di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Para penulis menyebut buku ini sebagai hadiah untuk peringatan 80 tahun Kemerdekaan Indonesia.
Secara umum, Jokowi’s White Paper membahas sejarah munculnya kecurigaan soal ijazah, hasil investigasi, hingga analisis ilmiah dari masing-masing penulis.
Buku ini juga mendokumentasikan berbagai pernyataan tokoh nasional, seperti Prof Mahfud MD dan almarhum Buya Syafii Maarif, yang sempat menanggapi isu tersebut.
Seiring dengan viralnya topik ini di media sosial, warganet pun mulai berburu informasi terkait harga dan mekanisme pembelian Jokowi’s White Paper.
Lantas, berapa harga Jokowi’s White Paper di pasaran, dan bagaimana cara mendapatkannya? Berikut informasinya.
Baca Juga: Video Erika Putri 8 Menit Maksudnya Apa? Netizen Ramai Cari Link Viral di Media Sosial
Berapa Harga dan Bagaimana Cara Pemesanannya?
Meski ramai diperbincangkan, buku Jokowi’s White Paper belum tersedia di pasaran umum seperti toko buku.
Masyarakat yang ingin memiliki buku ini hanya bisa mendapatkannya melalui sistem pre-order.
Cara pemesanan cukup mudah, yakni dengan meninggalkan komentar di akun media sosial X milik Dokter Tifa, Bali Game, Sentana, Langkah Update, atau melalui channel YouTube Refly Harun dan jejaringnya.
Buku ini hadir dalam dua versi, diantaranya yakni.
- Edisi koleksi: menggunakan kertas premium, dicetak full colour dengan banyak gambar berwarna, harga Rp500 ribu.
- Edisi ekonomis: menggunakan kertas standar, cetakan hitam putih, harga Rp250 ribu.
Salah satu penulis, dr. Tiffauzia Tiyassuma atau akrab disapa Dokter Tifa, menegaskan bahwa buku ini dibuat tanpa pendanaan pihak tertentu.
Biaya yang dibebankan murni untuk ongkos cetak, tinta, dan riset yang dilakukan tim penulis.
“Kami benar-benar tidak pakai bohir. Semua murni hasil riset kami sendiri. Harga yang dipatok hanya untuk mengganti biaya cetak dan penelitian,” ujar dr. Tifa.
Ia juga membuka kemungkinan akan ada lanjutan penelitian yang bisa dituangkan dalam part kedua buku ini.
