Oblok Tongki, Warisan Rasa Betawi yang Jadi Ikon Kuliner Bekasi

Minggu 17 Agu 2025, 07:08 WIB
Semangkuk oblok tongki khas Bekasi dengan bumbu cabai kental, siap disantap bersama nasi panas. (Sumber: Youtube/@Mei Tengki)

Semangkuk oblok tongki khas Bekasi dengan bumbu cabai kental, siap disantap bersama nasi panas. (Sumber: Youtube/@Mei Tengki)

POSKOTA.CO.ID - Jika mendengar nama Bekasi, sebagian orang mungkin lebih dulu membayangkan kawasan industri yang padat, permukiman modern, atau kemacetan lalu lintas.

Namun di balik citra urban tersebut, Bekasi menyimpan harta karun kuliner yang tidak kalah menarik dibandingkan kota-kota lain di Jawa Barat.

Dua yang sudah populer tentu saja gabus pucung, makanan khas Betawi berbahan ikan gabus dengan kuah hitam pekat, dan semur jengkol, hidangan kontroversial yang aromanya tajam namun menggoda selera.

Namun, ada satu hidangan yang justru lebih jarang terdengar namanya oblok tongki. Nama yang asing di telinga banyak orang ini ternyata menyimpan cerita panjang, rasa yang unik, serta potensi menjadi ikon kuliner baru Bekasi.

Baca Juga: Bupati Tangerang dengan Kekayaan Rp17 Miliar Resmikan Pembangunan Mal Pelayanan Publik Rp70 Miliar

Apa Itu Oblok Tongki?

Tim Poskota.co.id berkesempatan untuk pergi ke daerah Bekasi untuk merasakan langsung kuliner khas ini. Oblok tongki adalah hidangan berbahan dasar daging bebek yang dimasak dengan bumbu cabai kental. Dari penampilan, sekilas mirip dengan rendang ayam atau bahkan rica-rica khas Manado.

Namun ketika dicicipi, rasa yang muncul tidak identik dengan salah satunya. Pedas, gurih, dengan tekstur daging bebek yang empuk itulah ciri khas yang membuatnya berbeda.

Menurut penuturan Putri Yuliarti, salah satu pemilik Waroeng Sayur Gabus Eang Udin Combo di kawasan Harapan Indah, oblok tongki sebenarnya memiliki akar dari masakan Betawi. Namun, penyajiannya di Bekasi membuat hidangan ini tampil dengan karakter tersendiri. “Kalau bahasa sederhananya, ini bebek rica-rica ala Betawi,” ujarnya sambil tertawa.

Sejarah dan Asal-usul

Meski belum banyak literatur yang menuliskan sejarah oblok tongki, masyarakat Bekasi percaya bahwa hidangan ini lahir dari persilangan budaya Betawi dan Sunda. Bekasi sendiri secara geografis memang berada di persimpangan dua budaya besar tersebut. Nama “oblok tongki” terdengar unik dan khas, menambah daya tariknya sebagai kuliner yang patut dilestarikan.

Beberapa pengamat kuliner menyebut bahwa masakan berbahan dasar bebek selalu memiliki kesan istimewa. Daging bebek dikenal lebih keras dibanding ayam, sehingga membutuhkan teknik masak khusus agar menghasilkan tekstur yang lembut. Dari sinilah lahir berbagai olahan tradisional yang kaya rempah, termasuk oblok tongki.

Proses Memasak yang Tidak Sederhana

Rahasia utama dari lezatnya oblok tongki terletak pada proses memasak. Dibutuhkan kesabaran dan keterampilan khusus untuk menghasilkan daging bebek yang empuk, tidak amis, dan mampu menyerap bumbu secara sempurna.

Putri menjelaskan, tukang masak di warungnya memiliki cara khusus dalam meracik bumbu. Prosesnya meliputi:

  1. Perebusan daging bebek dalam waktu lama untuk mengurangi bau amis.
  2. Penggunaan bumbu rempah tradisional yang terdiri dari cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, serai, dan santan kental.
  3. Pemasakan perlahan hingga bumbu meresap, mirip metode slow cooking dalam tradisi kuliner modern.

“Kalau buru-buru, daging bebek bisa alot. Makanya, butuh waktu agak lama untuk masak oblok tongki,” tambahnya.

Harga Terjangkau, Rasa Istimewa

Satu porsi oblok tongki di warung tersebut dibanderol dengan harga Rp35.000. Harga yang tergolong ramah di kantong mengingat porsinya cukup besar, ditambah rasa yang unik. Tak jarang, pengunjung memesan lebih dari satu porsi atau membawanya pulang sebagai oleh-oleh.

Sherly, salah satu pelanggan setia yang berusia 26 tahun, mengaku rutin datang setiap bulan hanya untuk menyantap hidangan ini. “Rasanya beda banget, gurih, enak, dan bikin kangen,” ujarnya.

Baca Juga: Sambut HUT ke-80 RI, Warga RT 5 Gang Gurame Jaktim Gelar Malam Tasyakuran

Popularitas di Kalangan Pengunjung

Dalam sehari, warung ini bisa menghabiskan 10 hingga 15 kilogram daging bebek hanya untuk menu oblok tongki. Jumlah tersebut menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap hidangan ini.

Keunikan nama, cita rasa yang sulit dibandingkan dengan makanan lain, serta jarangnya restoran yang menyajikan menu serupa membuat oblok tongki semakin menarik perhatian. Banyak pengunjung yang datang pertama kali karena rasa penasaran, lalu kembali lagi karena ketagihan.

Kuliner bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang identitas dan pengalaman manusia. Bagi sebagian orang, menyantap oblok tongki bisa menjadi momen nostalgia akan tradisi Betawi yang kini semakin jarang ditemui. Bagi yang lain, ini adalah pengalaman baru menemukan sesuatu yang berbeda di tengah dominasi makanan populer seperti ayam geprek atau bakso.

Sebagai penulis, saya melihat oblok tongki sebagai simbol kecil tentang bagaimana kuliner bisa menjadi penghubung lintas budaya. Di satu sisi, ia membawa nuansa tradisional Betawi, di sisi lain ia mendapat tempat di kota urban seperti Bekasi. Kehadirannya menunjukkan bahwa di tengah gempuran makanan modern, masyarakat masih merindukan rasa autentik dari dapur tradisional.

Potensi Jadi Ikon Kuliner Bekasi

Bekasi memang belum seterkenal Bandung atau Yogyakarta dalam hal wisata kuliner. Namun, kehadiran oblok tongki berpotensi memperkaya daftar kuliner khas yang bisa diangkat sebagai ikon daerah. Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin oblok tongki bisa menembus pasar lebih luas, bahkan menjadi sajian yang dicari wisatawan ketika berkunjung ke Bekasi.

Promosi melalui media sosial, festival kuliner, hingga inovasi penyajian modern dapat menjadi langkah untuk memperkenalkan oblok tongki ke generasi muda. Warung-warung lokal pun memiliki kesempatan besar untuk menjaga dan melestarikan warisan ini.

Baca Juga: PLN All Out Suplai Listrik Andal, Siap Sukseskan Rangkaian Peringatan HUT RI

Tips Menikmati Oblok Tongki

Bagi yang penasaran ingin mencoba, berikut beberapa tips:

  • Nikmati dengan nasi panas agar rasa pedas dan gurih lebih terasa.
  • Padukan dengan lauk sederhana seperti bakwan udang atau tempe goreng.
  • Cobalah langsung di warung aslinya untuk mendapatkan cita rasa autentik.
  • Siapkan toleransi pedas karena meski tidak sepedas makanan Manado, sensasi cabainya cukup kuat.

Oblok tongki mungkin bukan nama yang familiar bagi banyak orang, bahkan bagi warga Bekasi sekalipun. Namun, justru di situlah letak daya tariknya. Ia adalah bukti bahwa kuliner Nusantara begitu kaya, berlapis sejarah, dan selalu menyimpan kejutan baru.

Bagi masyarakat, menyantap oblok tongki bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga merasakan bagian kecil dari identitas budaya yang hampir terlupakan. Dan bagi Bekasi, hidangan ini bisa menjadi simbol bahwa kota industri pun mampu menghadirkan warisan kuliner dengan cita rasa istimewa.

Jadi, jika suatu hari Anda berkunjung ke Bekasi, jangan hanya mencari gabus pucung atau semur jengkol. Sisihkan waktu untuk mencicipi oblok tongki hidangan langka yang mungkin saja akan membuat Anda jatuh hati sejak suapan pertama.


Berita Terkait


News Update