Putrinya bahkan bercerita bahwa Buffett hanya membeli mobil baru jika ia merasa mobil lamanya “sudah terlalu memalukan untuk digunakan.”
Pelajaran Finansial:
Mobil adalah aset yang terdepresiasi. Membeli mobil baru setiap dua-tiga tahun hanya akan menguras keuangan tanpa menambah nilai jangka panjang. Buffett mengajarkan bahwa kendaraan hanyalah alat — fungsionalitas lebih penting dari gengsi.
4. Setia pada Kupon dan Diskon
Pernahkah Anda membayangkan miliarder menggunakan kupon McDonald's? Buffett melakukannya. Bill Gates menceritakan bagaimana dalam kunjungan ke Hong Kong, Buffett mentraktirnya ke McDonald's… dengan kupon diskon!
Tindakan ini bukan demi konten viral atau sekadar humor. Ini adalah cerminan konsistensi prinsipnya: Setiap sen berharga, dan kebiasaan kecil punya dampak besar dalam jangka panjang.
Dampak Psikologis:
Menggunakan kupon membentuk disiplin keuangan dan melatih kepekaan terhadap nilai. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini membentuk pola pikir investor yang sehat — selalu mencari nilai terbaik.
5. Menikmati Hiburan Sederhana: Bridge dan Sepak Bola
Hiburan Buffett sangat sederhana. Ia menyukai permainan kartu bridge dan menonton tim sepak bola kampus Nebraska Cornhuskers. Tidak ada tiket konser mewah, perjalanan keliling dunia, atau pesta jet-set.
Baginya, pekerjaan yang ia cintai adalah hiburan tersendiri. Aktivitas yang menstimulasi otak dan menghubungkannya dengan orang lain sudah cukup untuk menciptakan kebahagiaan.
Inspirasi bagi Keluarga Menengah:
Anda tidak perlu anggaran besar untuk menikmati hidup. Aktivitas seperti bermain kartu bersama keluarga, menonton pertandingan sepak bola lokal, atau sekadar ngobrol santai bisa menjadi hiburan bermakna.
Baca Juga: Cara Cerdas Menyusun Jurnal Pembelajaran PPG 2025 agar Lolos Sertifikasi Guru
Refleksi: Ketika Kesuksesan Tidak Mengubah Nilai Hidup
Warren Buffett membuktikan bahwa kekayaan sejati tidak mengubah nilai inti seseorang. Kebiasaannya bukan sekadar romantisasi kesederhanaan, melainkan filosofi keuangan yang terbukti efektif dan berkelanjutan.
Alih-alih mengikuti arus konsumerisme, Buffett memilih jalannya sendiri: hidup dengan prinsip, bukan dengan pamer. Sikap ini membuatnya bukan hanya sukses secara finansial, tetapi juga menjadi panutan moral bagi dunia.
Bagi keluarga kelas menengah, pelajaran dari Buffett sangat relevan. Anda tidak harus menjadi miliarder untuk hidup dengan tenang. Yang dibutuhkan hanyalah disiplin, nilai, dan kemampuan untuk berkata cukup.