“Percuma premium kalau ternyata kualitas di bawah standar. Atau sekarang dibilangnya beras oplosan. Kami memang enggak tahu pasti, tapi rasa kecewanya itu nyata. Jadi kami pilih cara aman dengan beli langsung dari penggilingan,” ujar dia.
Ia mengatakan situasi ini semakin menambah beban masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. Ketika harga kebutuhan pokok terus naik, termasuk beras, masyarakat makin selektif dalam memilih sumber pangan.
Nimah berharap ke depan ada transparansi dalam distribusi beras, termasuk pelabelan yang jujur sesuai dengan kualitas sebenarnya.
Baca Juga: Pramono Terima Surat Pengunduran Dirut Food Station Buntut Kasus Mutu Beras
“Kami harap kejadian seperti ini nggak terulang. Jangan sampai rakyat kecil jadi korban terus. Pemerintah harus serius awasi kualitas beras, terutama yang sudah dikemas dan diberi label-label premium,” katanya. (CR-3)