Kopi Pagi: Teladan Wujudkan Kemakmuran

Kamis 31 Jul 2025, 06:00 WIB
Kopi Pagi: Teladan Wujudkan Kemakmuran (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi: Teladan Wujudkan Kemakmuran (Sumber: Poskota)

Kejayaan diraih, tak lepas dari falsafah kepemimpinan yang diterapkan Sultan Agung agar dipercaya dan dicintai rakyatnya. Seperti diulas dalam serat Sastra Gendhing, disebutkan terdapat tujuh pedoman kepemimpinan Sultan Agung, dua di antaranya:

Pertama, bahni bahna amurbeng jurit – seorang pemimpin harus selalu berada di depan  dengan memberi keteladanan dalam membela keadilan dan kebenaran. Kedua, rukti setya garba rukmi – seorang pemimpin harus memiliki tekad bulat menghimpun segala daya upaya , potensi guna mewujudkan kemakmuran dan ketinggian martabat bangsa.

Soal pemimpin berada di depan memberi teladan juga ditegaskan dalam ajaran Ki Hajar Dewantara, ing ngarso sung tulodo, yang dicetuskan di era pergerakan yang hingga sekarang masih menjadi rujukan.

Lantas teladan seperti apa yang diharapkan? Jawabnya tentu bukan sebatas  teladan kebaikan.

Kata selalu  berada di depan, tentunya dikandung maksud ketika negeri menghadapi musibah dan masalah. Ketika rakyat susah, hendaknya tampil di depan ikut merasakan denyut nadi masyarakat, merasakan derita rakyatnya, dan sesegera mungkin menyelesaikannya.

Jika boleh dipadukan, jika rakyat senang, bahagia memperoleh kemakmuran, menikmati kesejahteraan karena keberhasilan program pembangunan yang digulirkan, pemimpin hendaknya mundur ke belakang menyaksikan kebahagiaan rakyatnya. Bukan tampil di depan, bahwa semua itu adalah hasil kerjanya – karena saya.

Baca Juga: Kopi Pagi: Anak Hebat Bermartabat

Jika perilaku ini yang ditonjolkan, tak ubahnya mengedepankan arogansi kekuasaan, bukan pemimpin yang merakyat.

Yang hendak kami sampaikan, pemimpin atau calon pemimpin di level manapun, akan dipercaya dan dicintai rakyat, bilamana mampu menjadi contoh yang baik, menyayangi rakyat, dan menyejahterakan kehidupan rakyatnya.

Bersikap bijaksana, lemah lembut, berwawasan luas, dan berbudi pekerti luhur, selaras kata dan perbuatannya, sering disebut berbudi bawa laksana sebagai teladan bagi bawahan dan rakyatnya, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Pemimpin yang arogan, tidak peduli pada rakyat, akibatnya kehilangan kepercayaan dari rakyat.

Kurangnya kepercayaan rakyat akan mendatangkan keraguan, boleh jadi pada gilirannya keresahan menghadapi situasi. Ragu, apakah yang dijanjikan akan menjadi kenyataan.


Berita Terkait


undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Politik Balas Budi

Kamis 17 Jul 2025, 06:33 WIB
undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Anak Hebat Bermartabat

Senin 21 Jul 2025, 06:39 WIB
undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Warisan Politik

Kamis 24 Jul 2025, 06:56 WIB
undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Politik Tebar Pesona

Senin 28 Jul 2025, 10:30 WIB

News Update