Contoh Studi Kasus PPG Jalur Tertentu Jenjang SMA 390 Kata, Metode UTKB di Aplikasi EXAMBPPP

Rabu 30 Jul 2025, 11:05 WIB
Ilustrasi guru PPG jenjang SMA. (Sumber: Kemendikdasmen)

Ilustrasi guru PPG jenjang SMA. (Sumber: Kemendikdasmen)

POSKOTA.CO.ID - Para guru peserta PPG Jalur Tertentu 2025 kini tengah memasuki fase penting dan persiapan menghadapi Uji Kompetensi PPG (UKPPPG).

Salah satu bagian krusial dari UKPPPG adalah Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) yang dilakukan melalui aplikasi EXAMBPPP. Peserta tidak hanya diuji secara teori, tetapi juga diminta menyusun laporan studi kasus berbasis pengalaman nyata mengajar di kelas.

Sebagai informasi program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Jalur Tertentu dibuka khusus guru-guru yang telah memenuhi syarat tertentu dan terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Lebih lanjut EXAMBPPP atau Exam Browser merupakan sebuah aplikasi yang dirancang untuk menciptakan ujian yang aman dan terkontrol serta membatasi akses agar peserta tidak melakukan hal curang saat ujian.

Baca Juga: 4 Contoh Studi Kasus PPG 2025 Jenjang SD, Pelajari Setiap Topik sebelum Mengisi di Aplikasi EXAMBPPP

Laporan ini bukan sekadar formalitas. Para guru harus menunjukkan kemampuan analisis, pemecahan masalah, refleksi, serta inovasi dalam menghadapi dinamika pembelajaran.

Panjang laporan dibatasi minimal 350 kata dan maksimal 600 kata, namun harus menggambarkan kemampuan profesional guru secara menyeluruh.

Untuk membantu Anda mempersiapkan diri, berikut kami sajikan kumpulan contoh studi kasus PPG 2025 jenjang SMA yang telah tervalidasi.

Setiap contoh berfokus pada isu pembelajaran aktual mulai dari media pembelajaran, penyusunan LKPD, strategi mengajar hingga penilaian. Semua studi kasus ini disusun sesuai dengan capaian kompetensi dan pedoman resmi UKPPPG.

Baca Juga: 2 Contoh Studi Kasus PPG Jenjang SMP 2025, Cocok untuk Latihan sebelum UTBK di EXAMBPPP

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Jenjang SMA

Tantangan Media Pembelajaran Konvensional

Identifikasi Masalah

Media pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada papan tulis, presentasi PowerPoint sederhana, dan buku teks. Hasilnya adalah siswa merasa bosan dan kurang tertarik, terutama pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang cenderung teoritis.

Solusi


Berita Terkait


News Update