Guru mulai memanfaatkan platform digital seperti Canva, Padlet, Quizizz, dan Google Sites. Konten dibuat lebih visual dan interaktif infografis, video pendek, animasi, hingga podcast.
Hasil
Antusiasme siswa meningkat drastis. Materi terasa lebih kontekstual dan mudah dipahami. Literasi digital siswa pun ikut berkembang.
Refleksi
Guru harus adaptif dan kreatif dalam memilih media yang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik masa kini.
Baca Juga: Contoh Studi Kasus PPG 2025 Jenjang SMA: Semangat Belajar Siswa yang Rendah
Penyusunan LKPD yang Relevan dan Visual
Identifikasi Masalah
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terlalu monoton dominan soal hafalan dan tidak menyesuaikan gaya belajar siswa. Desainnya pun sederhana tanpa elemen visual.
Solusi
Guru merancang LKPD berbasis proyek dan studi kasus, lengkap dengan desain visual menarik, QR Code untuk materi digital, dan tingkat kesulitan yang beragam.
Hasil
Partisipasi siswa meningkat. Mereka lebih aktif dalam diskusi dan kolaborasi, sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis dan literasi digital.
Refleksi
LKPD bukan sekadar alat evaluasi, tetapi juga sarana pengembangan keterampilan abad ke-21.
Baca Juga: Permasalahan Akses Sistem, Tekanan Waktu pada Ujian PPG 2025 dan Upaya PT PPG Atasi Hambatan
Strategi Pembelajaran Aktif dan Kontekstual
Identifikasi Masalah
Pendekatan ceramah dan tanya jawab membuat siswa pasif dan hanya menghafal materi, tanpa ruang untuk berpikir kritis atau bekerja sama.
Solusi
Guru mulai menerapkan strategi aktif seperti Project-Based Learning, debat, dan inquiry learning yang dikombinasikan dengan Google Classroom dan Padlet.
Hasil
Siswa lebih percaya diri, aktif berdiskusi, dan mampu menyelesaikan masalah nyata secara kolaboratif. Suasana kelas pun menjadi lebih hidup.