POSKOTA.CO.ID - Bagi Anda peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Tahun 2025 khusus jenjang SD, memahami dan menguasai studi kasus adalah langkah strategis untuk lolos dan memperoleh sertifikat pendidik.
Mengutip dari berbagai sumber, pengisian jawaban peserta dilakukan secara langsung melalui aplikasi EXAMBPPP atau Exam Browser dengan waktu yang ketat yakni 30 menit.
Tak hanya itu, jawaban studi kasus ini meliputi 350 kata hingga 600 kata yang diketik langsung dalam aplikasi tes dengan metode UTBK.
Artikel ini menyajikan empat contoh studi kasus PPG 2025 jenjang SD secara lengkap dan sesuai ketentuan, minimal 350 kata dan maksimal 600 kata.
Empat topik utama yang dibahas meliputi:
- Masalah Media Pembelajaran
- Masalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
- Strategi Pembelajaran
- Masalah Penilaian
Dengan pilihan studi kasus yang beragam ini, Anda bisa menyesuaikan berdasarkan pengalaman nyata di kelas, sekaligus menerapkan teknik ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) untuk memperkuat jawaban. Mari kita bahas satu per satu secara mendalam dan aplikatif.
Baca Juga: UKPPPG Daljab Tahap 1 Mulai Akhir Juli 2025, Cek Jadwal hingga Cara Cetak Kartu Ujian
Contoh Studi Kasus PPG Jenjang SD
Studi Kasus Masalah Media Pembelajaran
Identifikasi Masalah
Saat mengajar di kelas 2 SD dengan materi tematik, saya mengalami kesulitan dalam membuat pembelajaran menarik. Media yang digunakan hanya berupa gambar tempel dan buku paket, sehingga anak-anak mudah bosan dan kurang memahami materi, terutama saat membahas topik lingkungan sekitar.
Solusi yang Diterapkan
Saya mulai mencari ide kreatif melalui pelatihan, internet, dan diskusi dengan guru lain. Saya membuat media dari barang bekas seperti kardus dan plastik untuk menciptakan miniatur rumah, pohon, dan pasar. Selain itu, saya menggunakan video pembelajaran sederhana serta melibatkan siswa membuat media visual bersama.
Hasil yang Diperoleh
Antusiasme siswa meningkat drastis. Mereka lebih aktif, memahami materi lebih baik, dan suasana kelas menjadi hidup. Media konkret juga membantu menjelaskan konsep abstrak secara visual. Bahkan, anak-anak belajar nilai ekologis dari penggunaan barang bekas.