Perjalanan Bryan Johnson menantang kita untuk meninjau ulang pemahaman tentang umur panjang. Ia memang berhasil memperlambat usia biologis, tetapi juga menghadapi dilema eksistensial dan kritik sosial. Dunia membutuhkan tokoh-tokoh seperti dia yang berani menembus batas ilmu dan teknologi. Namun, manusia juga butuh pengingat bahwa hidup bukan hanya soal bertahan lama, tapi bagaimana cara menjalaninya dengan utuh dan bermakna.
Obsesi panjang umur bukan sekadar soal teknologi. Ini adalah cermin dari kecemasan terdalam manusia terhadap kefanaan. Dan mungkin, pelajaran terpenting dari kisah Johnson bukanlah cara melawan kematian, tetapi cara berdamai dengannya.