POSKOTA.CO.ID - Timothy Ronald menjelaskan sebuah siklus kemiskinan yang dipicu oleh sistem ekonomi berbasis uang fiat mata uang yang nilainya tidak dijamin oleh komoditas seperti emas.
Menurutnya, sistem ini secara tidak langsung memperbesar jurang ketimpangan antara si kaya dan si miskin.
Inflasi yang terus menerus akibat pencetakan uang fiat membuat daya beli masyarakat menurun, khususnya mereka yang tidak memiliki aset.
Inilah penjabaran dari siklus tersebut:
- Pendapatan Dalam Bentuk Uang Fiat
Sebagian besar orang bekerja dan menerima gaji dalam bentuk uang fiat, yaitu mata uang resmi dari negara yang tidak didukung nilai fisik seperti emas atau perak.
Baca Juga: Timothy Ronald Bongkar Strategi Raup Rp100 Miliar Hanya dalam 2 Tahun, Begini Cara Mainnya!
- Bank Sentral Terus Mencetak Uang
Untuk menstimulasi ekonomi atau menyelesaikan krisis, bank sentral mencetak lebih banyak uang. Namun, kebijakan ini berisiko mempercepat inflasi.
- Harga Aset Melambung
Semakin banyak uang beredar, harga-harga barang, terutama aset seperti tanah dan properti, mengalami kenaikan tajam. Akibatnya, makin sulit bagi masyarakat biasa untuk memilikinya.
- Nilai Uang Menurun
Inflasi menggerus daya beli uang fiat yang dimiliki masyarakat. Artinya, uang yang mereka simpan atau hasilkan semakin berkurang nilainya dari waktu ke waktu.
- Aset Semakin Tidak Terjangkau
Kenaikan harga aset memperparah situasi mereka yang belum memiliki kekayaan. Aset menjadi impian yang makin menjauh dari jangkauan.
- Pemilik Aset Kian Kaya
Sebaliknya, mereka yang telah memiliki aset justru semakin diuntungkan. Kenaikan harga aset membuat kekayaan mereka tumbuh tanpa harus bekerja lebih keras.
- Mereka yang Tak Punya Aset Sulit Naik Kelas