POSKOTA.CO.ID - Timothy Ronald bukan anak dari konglomerat, juga bukan penerima warisan kekayaan besar. Ia hanya remaja biasa dari Tangerang Selatan yang melihat peluang di balik keseharian anak muda.
Saat SMA, ia mulai menjual pomade impor dan membuka jasa joki game online, dua aktivitas yang ia kelola secara mandiri dan kreatif. Dari usahanya itu, ia mampu mengantongi penghasilan hingga Rp1 juta per sesi—angka yang mengesankan bagi anak belasan tahun.
Penghasilan tersebut tidak habis untuk keperluan konsumtif. Timothy menabung dan mulai berinvestasi di pasar saham dan kripto pada usia 15 tahun sebuah langkah luar biasa yang diambil berdasarkan inspirasinya dari tokoh-tokoh besar seperti Warren Buffett dan Benjamin Graham. Ia membaca buku investasi, mempelajari tren ekonomi global, dan membangun pemahamannya secara autodidak.
Baca Juga: Ribuan Driver Ojol Bakal Demo Hari Ini, Cek 5 Tuntutannya
Langkah Berani: Keluar dari Kuliah Demi Dunia Investasi
Ketika banyak anak muda seusianya sibuk mengejar gelar sarjana, Timothy mengambil keputusan besar: keluar dari perkuliahan untuk fokus membangun bisnis. Usia 19 tahun menjadi momen krusial ketika ia telah berhasil mengumpulkan portofolio saham senilai Rp1 miliar.
Keputusan ini bukan tanpa risiko, namun bagi Timothy, belajar dari pasar dan pengalaman nyata lebih penting daripada mengikuti jalur akademik konvensional. Langkahnya ini sempat menuai kontroversi, tetapi ia membuktikan bahwa kerja keras, visi jelas, dan strategi matang dapat menghasilkan hasil luar biasa.
Ternak Uang: Mewujudkan Edukasi Finansial untuk Semua
Tahun 2020 menjadi titik balik dalam karier Timothy Ronald ketika ia mendirikan Ternak Uang. Platform ini hadir sebagai jawaban atas minimnya literasi keuangan di kalangan anak muda Indonesia. Dengan lebih dari 350 ribu pengguna hingga saat ini, Ternak Uang menyediakan kursus bersertifikat, kelas investasi, serta mentoring langsung dari para profesional.
Ternak Uang tidak hanya menjadi platform edukasi digital, tetapi juga komunitas pembelajar yang terus tumbuh. Dalam waktu singkat, Timothy berhasil membangun citra sebagai financial educator yang kredibel dan relatable di mata publik.
Akademi Crypto: Bukan Sekadar Tren
Melihat tren kripto yang kerap dimanfaatkan tanpa pemahaman, Timothy kembali melangkah maju dengan mendirikan Akademi Crypto pada tahun 2022. Akademi ini dirancang bukan untuk ikut arus, melainkan menjadi pusat riset dan edukasi teknologi blockchain yang berdampak jangka panjang.
Dengan pendekatan yang sistematis, Akademi Crypto tidak hanya membahas soal beli-jual aset digital, tetapi juga struktur jaringan, peran smart contract, hingga potensi Web3. Ini membuatnya menjadi institusi edukasi kripto terkemuka di Indonesia—mengisi celah yang sebelumnya diabaikan oleh dunia pendidikan formal.
Keberanian Investasi dan Strategi ‘All In’
Salah satu momen paling menarik dari perjalanan Timothy adalah ketika ia all-in membeli Bitcoin pada harga Rp290 juta per koin. Banyak yang menyebut ini sebagai keputusan “nekat,” namun justru menjadi langkah jitu saat harga melonjak drastis. Keberaniannya membeli saham perbankan digital saat nilainya anjlok pun menjadi cerita sukses lain yang memperkuat reputasinya sebagai investor muda cerdas.