POSKOTA.CO.ID - Mulai tahun ajaran 2025/2026, Kurikulum Merdeka akan diterapkan secara nasional sebagai Kurikulum Nasional di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini bukan sekadar perubahan administratif, melainkan pendekatan baru dalam pembelajaran yang memberi ruang kebebasan bagi sekolah dan guru untuk menyesuaikan proses belajar sesuai kebutuhan dan potensi siswa.
Tidak seperti kurikulum sebelumnya yang menetapkan jumlah jam pelajaran per minggu secara kaku, Kurikulum Merdeka menggunakan pendekatan berbasis total jam pelajaran per tahun. Ini memungkinkan sekolah untuk lebih fleksibel dalam menyusun jadwal, termasuk mengelompokkan mata pelajaran dalam blok-blok tematik, sesuai dengan konteks satuan pendidikan masing-masing.
Sebagai seorang guru SD di daerah pedalaman, Ibu Sari merasakan betul perbedaan antara pendekatan kurikulum sebelumnya dengan Kurikulum Merdeka. "Anak-anak di sekolah saya tidak semua bisa belajar dengan metode duduk dan mencatat. Beberapa dari mereka butuh lebih banyak kegiatan praktik atau diskusi.
Dengan fleksibilitas jadwal dari Kurikulum Merdeka, saya bisa merancang proyek yang sesuai dengan gaya belajar mereka tanpa khawatir 'melanggar aturan waktu'."
Baca Juga: Emiliano Martinez Semakin Dekat dengan MU, Siap Menggantikan Andre Onana
Tujuan Utama Kurikulum Merdeka: Pembelajaran yang Mendalam dan Manusiawi
Kurikulum Merdeka bertumpu pada delapan dimensi Profil Pelajar Pancasila:
- Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
- Berkebinekaan global
- Bergotong royong
- Mandiri
- Bernalar kritis
- Kreatif
- Berkomunikasi efektif
- Sehat jasmani dan rohani
Pendekatan ini bertujuan membentuk siswa menjadi pembelajar yang aktif, sadar (mindful), dan berdaya, bukan sekadar penampung informasi.
Alokasi Waktu dalam Kurikulum Nasional 2025
Struktur Pembelajaran
Kurikulum 2025 menggabungkan dua komponen pembelajaran utama:
- Intrakurikuler: Pelajaran inti yang diajarkan di kelas.
- Kokurikuler: Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang menekankan aspek keterampilan hidup dan karakter.
Durasi Jam Pelajaran (JP)
Jenjang | Durasi 1 JP |
---|---|
SD/MI | 35 menit |
SMP/MTs | 40 menit |
SMA/SMK | 45 menit |
Durasi ini digunakan sebagai acuan dalam menyusun alokasi waktu tahunan.
Jadwal Fleksibel: Prinsip Utama Kurikulum Merdeka
Sekolah tidak lagi wajib menetapkan jadwal mingguan yang seragam. Alih-alih, sekolah bisa:
- Menyusun jadwal berbasis minggu, dua mingguan, atau blok materi
- Menyesuaikan waktu untuk proyek kolaboratif atau kegiatan berbasis komunitas
- Mengatur keseimbangan antara kegiatan belajar, istirahat, dan aktivitas ekstrakurikuler
Mata Pelajaran Wajib SD Kurikulum Nasional 2025
Daftar mata pelajaran yang harus ada dalam struktur kurikulum SD mencakup:
- Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
- Pendidikan Pancasila
- Bahasa Indonesia
- Matematika
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
- Bahasa Inggris (penguatan sejak dini)
- Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
- Seni dan Budaya
Selain itu, Proyek P5 menjadi komponen wajib untuk membentuk karakter dan kompetensi sosial.
Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas 1–6: Prinsip Penyusunan
Hal-Hal yang Dipertimbangkan:
- Jumlah total jam pelajaran per tahun untuk tiap mata pelajaran
- Keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan eksploratif
- Kebutuhan peserta didik dan kearifan lokal satuan pendidikan
Sebagai contoh, jika dalam satu tahun pelajaran IPA untuk kelas 4 SD memiliki alokasi 144 JP, maka sekolah dapat menyusunnya menjadi 4 JP/minggu selama 36 minggu, atau disesuaikan dalam bentuk proyek tematik selama semester.
Contoh Alokasi Waktu dan Jadwal Mata Pelajaran per Kelas
Berikut adalah tautan resmi untuk mengunduh dokumen jadwal dan alokasi waktu dari Kemendikbudristek:
- Kelas 1 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 2 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 3 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 4 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 5 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 6 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
Catatan: File dalam format PDF ini mencantumkan rincian mata pelajaran, distribusi JP, serta contoh jadwal mingguan yang bisa disesuaikan dengan kalender akademik lokal.
Manfaat Bagi Guru dan Sekolah
- Kebebasan Desain Pembelajaran: Guru dapat menyusun skenario belajar yang lebih sesuai dengan kondisi kelas.
- Proses Belajar Lebih Kontekstual: Kegiatan belajar bisa mengaitkan mata pelajaran dengan fenomena nyata di lingkungan siswa.
- Peningkatan Keterlibatan Siswa: Dengan model blok atau proyek, siswa lebih aktif dan tertantang untuk berpikir kritis.
- Fokus pada Capaian Akhir, Bukan Prosedur: Guru tak lagi terjebak dalam keharusan mengejar materi per minggu, melainkan memastikan siswa paham dan kompeten.
Tantangan di Lapangan dan Cara Mengatasinya
Tantangan: Banyak sekolah di daerah masih belum familiar dengan sistem fleksibel ini.
Solusi:
- Pelatihan intensif bagi guru dan kepala sekolah.
- Penguatan komunitas belajar di kalangan pendidik.
- Pemanfaatan teknologi digital untuk perencanaan jadwal dan pelaporan capaian.
Harapan Orang Tua: Transparansi dan Kolaborasi
Orang tua kini tidak lagi hanya sebagai pengamat proses pendidikan, tetapi sebagai mitra aktif. Dengan transparansi jadwal dan capaian belajar, mereka bisa:
- Mendukung proses belajar di rumah
- Berpartisipasi dalam kegiatan proyek sekolah
- Memahami karakter dan potensi anak lebih mendalam
Kurikulum Merdeka 2025 bukan hanya perubahan kebijakan, tapi juga cerminan dari paradigma baru dalam pendidikan: pendidikan yang fleksibel, personal, dan bermakna. Bagi guru, orang tua, dan kepala sekolah, memahami struktur dan jadwal pelajaran adalah kunci utama dalam menjalankan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.