35 menit
SMP/MTs
40 menit
SMA/SMK
45 menit
Durasi ini digunakan sebagai acuan dalam menyusun alokasi waktu tahunan.
Jadwal Fleksibel: Prinsip Utama Kurikulum Merdeka
Sekolah tidak lagi wajib menetapkan jadwal mingguan yang seragam. Alih-alih, sekolah bisa:
- Menyusun jadwal berbasis minggu, dua mingguan, atau blok materi
- Menyesuaikan waktu untuk proyek kolaboratif atau kegiatan berbasis komunitas
- Mengatur keseimbangan antara kegiatan belajar, istirahat, dan aktivitas ekstrakurikuler
Mata Pelajaran Wajib SD Kurikulum Nasional 2025
Daftar mata pelajaran yang harus ada dalam struktur kurikulum SD mencakup:
- Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
- Pendidikan Pancasila
- Bahasa Indonesia
- Matematika
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
- Bahasa Inggris (penguatan sejak dini)
- Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
- Seni dan Budaya
Selain itu, Proyek P5 menjadi komponen wajib untuk membentuk karakter dan kompetensi sosial.
Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas 1–6: Prinsip Penyusunan
Hal-Hal yang Dipertimbangkan:
- Jumlah total jam pelajaran per tahun untuk tiap mata pelajaran
- Keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan eksploratif
- Kebutuhan peserta didik dan kearifan lokal satuan pendidikan
Sebagai contoh, jika dalam satu tahun pelajaran IPA untuk kelas 4 SD memiliki alokasi 144 JP, maka sekolah dapat menyusunnya menjadi 4 JP/minggu selama 36 minggu, atau disesuaikan dalam bentuk proyek tematik selama semester.
Contoh Alokasi Waktu dan Jadwal Mata Pelajaran per Kelas
Berikut adalah tautan resmi untuk mengunduh dokumen jadwal dan alokasi waktu dari Kemendikbudristek:
- Kelas 1 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 2 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 3 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 4 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 5 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
- Kelas 6 SD – Alokasi Waktu & Jadwal
Catatan: File dalam format PDF ini mencantumkan rincian mata pelajaran, distribusi JP, serta contoh jadwal mingguan yang bisa disesuaikan dengan kalender akademik lokal.
Manfaat Bagi Guru dan Sekolah
- Kebebasan Desain Pembelajaran: Guru dapat menyusun skenario belajar yang lebih sesuai dengan kondisi kelas.
- Proses Belajar Lebih Kontekstual: Kegiatan belajar bisa mengaitkan mata pelajaran dengan fenomena nyata di lingkungan siswa.
- Peningkatan Keterlibatan Siswa: Dengan model blok atau proyek, siswa lebih aktif dan tertantang untuk berpikir kritis.
- Fokus pada Capaian Akhir, Bukan Prosedur: Guru tak lagi terjebak dalam keharusan mengejar materi per minggu, melainkan memastikan siswa paham dan kompeten.