BANTAR GEBANG, POSKOTA.CO.ID - Puluhan warga dari berbagai kelurahan di Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi berunjuk rasa di depan fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF), Rabu, 16 Juli 2025, sejak pukul 09:00 WIB.
Hepi Khairul, 32 tahun, warga Sumur Batu, menyatakan kekecewaannya atas sistem rekrutmen online dinilai mempersulit warga sekitar yang tidak terbiasa dengan teknologi. Sejak awal pembangunan RDF, warga telah dijanjikan akan dilibatkan sebagai tenaga kerja.
“Dari awal kami dijanjikan, yang kerja di sini orang Bantar Gebang. Tapi sekarang malah buka lowongan lewat online, kita ini petani, bukan orang yang ngerti teknologi,” kata Hepi di lokasi aksi, Rabu, 16 Juli 2025.
Ia menilai, sistem rekrutmen online bersifat tidak transparan dan mengabaikan komitmen terhadap masyarakat sekitar yang sudah terdampak langsung oleh aktivitas pengelolaan sampah.
Baca Juga: Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta Dorong Optimalisasi RDF Rorotan
“Kami punya kekuatan hukum adat hari ini. Kalau diplomasi sudah, surat-surat ke dewan sudah, tapi tak ada perubahan, ya masyarakat yang bicara sekarang,” ucap dia.
Tak hanya soal rekrutmen, Hepi juga mengungkapkan, banyak warga yang sebelumnya sempat bekerja di RDF, diberhentikan tanpa kejelasan.
“Ada yang kerja dua minggu, tiga minggu, nggak digaji, terus diberhentikan. Katanya nanti dipanggil lagi, tapi sampai sekarang nggak ada kabar. Ada sekitar 250 orang kayak gitu,” tuturnya.
Senada dengan Hepi, Rinansyah, 40 tahun, warga lain yang juga mengikuti aksi, mengaku pernah bekerja di RDF selama sebulan. Setelah RDF resmi beroperasi, ia tidak lagi dilibatkan.
Baca Juga: RDF Rorotan Siap Beroperasi Lagi Agustus, Pramono: Sampah dari Bekasi Bisa Ditampung
“Awalnya dibilang nanti dipanggil lagi, tapi ternyata digantiin sama orang luar. Saya dan ratusan warga lain dibiarkan,” ucapnya.