POSKOTA.CO.ID - Banyak orang menaruh perhatian khusus pada sosok Timothy Ronald. Di tengah gempuran figur publik yang berlomba menampilkan kesuksesan, Timothy berhasil menonjol berkat pencapaian finansialnya yang luar biasa di usia yang masih relatif muda.
Kekayaannya yang ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah memicu pertanyaan publik Bagaimana seorang anak muda dapat meraih penghasilan sedemikian besar dalam waktu yang terbilang singkat?
Pertanyaan itu wajar muncul. Kehidupan mewah yang kerap ia tampilkan mobil sport, properti premium, liburan eksklusif tampak begitu kontras dengan rata-rata generasi muda yang masih berjuang membangun karier. Namun jika diamati lebih dekat, keberhasilan Timothy bukan hanya kebetulan.
Ada rangkaian keputusan cermat, kerja keras konsisten, serta keberanian mengambil risiko yang menjadi fondasi keberhasilannya.
Awal Perjalanan: Obsesi yang Membuahkan Hasil
Timothy Ronald tidak tumbuh dalam latar belakang serba kekurangan. Namun, ia juga bukan anak konglomerat yang seluruh modal usahanya didanai keluarga. Dalam beberapa podcast yang ia hadiri, Timothy mengaku sudah tertarik dengan dunia investasi sejak usia 15 tahun.
Ketertarikan itu bukan sekadar hobi remaja yang cepat berlalu. Ia menyebut sosok Warren Buffett sebagai inspirasinya dalam memahami seluk-beluk pasar modal. Kisah Buffett yang memulai investasi dari kecil memberi pengaruh besar pada pola pikir Timothy tentang potensi pertumbuhan aset.
Saat teman sebayanya sibuk dengan hiburan, Timothy menghabiskan waktu membaca buku investasi dan mempelajari laporan keuangan perusahaan. Ketekunan itu mulai membuahkan hasil ketika ia berinvestasi di saham BCA. Hanya dalam beberapa tahun, asetnya tumbuh hingga miliaran rupiah.
Rp1 Miliar Pertama di Usia 20 Tahun
Salah satu fakta yang sering menjadi sorotan media adalah keberhasilan Timothy meraih Rp1 miliar pertamanya di usia 20 tahun. Sebuah pencapaian yang bagi sebagian orang terdengar mustahil.
Ia sendiri tak menampik bahwa keberhasilannya di tahap awal erat kaitannya dengan disiplin menabung dan investasi. Alih-alih memakai uangnya untuk konsumsi berlebihan, Timothy memilih menambah modal ke saham-saham perbankan yang memiliki reputasi solid.
Strategi “membeli dan menahan” (buy and hold) yang ia terapkan menjadi pondasi pertumbuhan aset. Saat harga saham naik signifikan, nilai investasinya ikut melesat. Hal inilah yang mempercepat akumulasi kekayaannya.