Meski awalnya fokus pada pasar saham, Timothy tidak menutup mata terhadap peluang baru di sektor digital. Ia mulai mempelajari teknologi blockchain dan aset kripto pada 2016. Namun saat itu, ia belum menanamkan modal besar karena skeptis terhadap volatilitasnya.
Perspektifnya berubah pada 2022 ketika ia bertemu Chang Pheng Zhao, pendiri Binance. Pertemuan itu menjadi momen penting yang memantapkan keyakinannya terhadap masa depan kripto, terutama Bitcoin.
Menurut pengakuannya, Timothy menginvestasikan Rp290 juta ke aset kripto setelah pertemuan tersebut. Dalam waktu singkat, investasinya bertumbuh menjadi Rp1,7 miliar. Hasil ini semakin memperluas portofolionya, sekaligus mengukuhkan reputasinya sebagai investor muda yang adaptif.
Diversifikasi Bisnis: Fashion, Edukasi Investasi, dan Branding Pribadi
Tak puas hanya dengan investasi, Timothy memperluas sumber pendapatan melalui lini bisnis lain. Ia membangun usaha fashion yang menargetkan anak muda urban dengan konsep streetwear premium. Bisnis ini berkembang pesat karena basis penggemar Timothy di media sosial ikut mendongkrak popularitas produknya.
Selain itu, ia mendirikan kelas-kelas belajar investasi yang digemari ribuan peserta. Pendekatan edukasi berbasis pengalaman nyata membuat materinya terasa lebih membumi dibanding kursus formal yang kaku. Dari sini, Timothy memperoleh penghasilan tambahan yang signifikan.
Jika diamati, model bisnis Timothy serupa dengan figur publik lain yang memanfaatkan personal branding. Namun, ia mengemas citra “anak muda kaya dan cerdas investasi” dengan konsisten. Strategi ini bukan hanya meningkatkan reputasi, tetapi juga memperluas peluang monetisasi di berbagai sektor.
Kehidupan Mewah: Koleksi Mobil dan Properti Bernilai Tinggi
Sisi lain yang tak luput dari perhatian publik adalah gaya hidupnya yang mewah. Timothy kerap membagikan foto koleksi mobil sport di media sosial. Salah satu kendaraan yang paling menyita perhatian adalah McLaren Senna seharga Rp14,7 miliar. Bagi banyak orang, mobil ini menjadi simbol konkret keberhasilan finansialnya.
Tak hanya mobil, ia juga diketahui memiliki beberapa properti eksklusif di kawasan premium Jakarta dan Bali. Properti ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan juga instrumen investasi jangka panjang yang nilainya terus naik.
Bagi Timothy, memamerkan aset bukan sekadar pamer status. Dalam beberapa kesempatan, ia menyebut aktivitas ini sebagai bagian dari upaya memotivasi generasi muda agar lebih berani mengejar peluang. Namun, ia juga menegaskan bahwa kesuksesan finansial harus selalu diiringi literasi yang memadai agar tidak terjebak pada konsumsi impulsif.
Perspektif Unik: Sisi Manusia yang Jarang Terlihat
Jika hanya melihat permukaan, kehidupan Timothy tampak nyaris sempurna. Namun, perspektif manusiawi mengingatkan bahwa proses panjang yang ia tempuh penuh tekanan dan risiko.
Dalam sebuah wawancara, Timothy mengakui sering mengalami kegelisahan saat menghadapi fluktuasi pasar kripto. Pernah dalam semalam, nilainya turun miliaran rupiah. Ketahanan mental untuk tetap rasional di tengah ketidakpastian menjadi bekal yang sama pentingnya dengan kecerdasan finansial.
Selain itu, gaya hidup mewah juga menimbulkan ekspektasi publik yang berat. Banyak orang beranggapan Timothy harus selalu sukses, tanpa ruang untuk gagal. Tekanan sosial inilah yang terkadang membuat figur publik kehilangan keseimbangan emosional.