5 Langkah Menuju Kebebasan Finansial Ala Timothy Ronald dan Kalimasada yang Wajib Dicoba Sebelum Usia 35 Tahun

Selasa 15 Jul 2025, 08:43 WIB
5 Tahap Tangga Keuangan Ala Timothy Ronald dan Kalimasada untuk Mencapai Kebebasan Finansial. (Sumber: Instagram/@timothyronald)

5 Tahap Tangga Keuangan Ala Timothy Ronald dan Kalimasada untuk Mencapai Kebebasan Finansial. (Sumber: Instagram/@timothyronald)

Prof. Kalimasada menceritakan pengalamannya menggunakan aplikasi Money Manager untuk mencatat bahkan transaksi kecil—misalnya Rp7.000 di warteg. Meskipun tampak sepele, pengeluaran kecil yang rutin akan menumpuk menjadi jumlah signifikan dalam jangka panjang.

“Efisiensi bukan berarti pelit pada diri sendiri, melainkan menyadari prioritas,” jelas Prof. Kalimasada.

Perspektif manusia: Optimalisasi pengeluaran bukan berarti mengorbankan kualitas hidup. Justru dengan kesadaran penuh, kita bisa menentukan mana pengeluaran yang memberi nilai kebahagiaan dan mana yang hanya sekadar impulsif.

3. Perlindungan Finansial: Membangun Rasa Aman Sebelum Melaju Lebih Jauh

Setelah anggaran terkendali, tahap berikutnya adalah perlindungan keuangan. Ini mencakup dua hal: dana darurat dan asuransi.

Mereka berdua sepakat bahwa sebelum masuk investasi agresif, fondasi finansial harus kuat. Dana darurat adalah “bantalan” ketika situasi tak terduga terjadi, seperti kehilangan pekerjaan atau sakit.

Dalam video, Timothy tidak menyebutkan produk asuransi tertentu, tetapi ia menekankan pentingnya menyiapkan perlindungan untuk kesehatan, aset, dan penghasilan.

Perspektif manusia: Banyak orang merasa asuransi hanya beban biaya. Namun, asuransi bukan soal “jika,” melainkan “ketika.” Tanpa perlindungan, guncangan kecil saja dapat menghapus seluruh tabungan yang dikumpulkan bertahun-tahun.

4. Investasi yang Efektif: Menumbuhkan Aset dengan Bijak

Jika dana darurat sudah tersedia, tahap keempat adalah mulai berinvestasi.

Timothy dan Prof. Kalimasada menekankan perlunya riset sebelum memilih instrumen. Bagi sebagian orang, instrumen konvensional seperti reksa dana atau saham mungkin lebih sesuai. Namun bagi mereka yang lebih berani, aset digital seperti kripto bisa dipertimbangkan dengan risiko yang dipahami.

“Kripto bukan hanya soal harga naik turun. Harus ada pemahaman mendalam sebelum membeli,” kata Prof. Kalimasada, yang dikenal dengan julukan Profesor Kripto.

Perspektif manusia: Investasi sering dipersepsikan sebagai “jalan pintas kaya.” Padahal, investasi adalah maraton, bukan sprint. Dalam maraton, kita perlu kesabaran, kedisiplinan, dan strategi.

5. Reinvestasi dan Perluasan: Menciptakan Mesin Uang yang Berkesinambungan

Langkah terakhir adalah mengalokasikan kembali keuntungan investasi untuk memperluas sumber penghasilan.


Berita Terkait


News Update