PAMULANG, POSKOTA.CO.ID – Hari pertama pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMAN 6 Tangsel, Senin, 14 Juli 2025, terganggu akibat aksi blokade akses utama sekolah oleh warga RT 03 RW 10.
Aksi warga membuat ratusan siswa, guru, dan orang tua harus berjalan kaki sekitar 300 meter dari tempat parkir darurat di pinggir jalan raya menuju gerbang sekolah yang hanya dibuka sebagian.
“Saya seharusnya bisa dampingi anak saya di hari pertama. Tapi hanya bisa antar sampai gerbang. Dia jalan sendiri ke dalam,” kata Yoyo, orang tua siswa baru SMPN 17 yang juga terdampak akibat penutupan akses ke SMAN 6.
Baca Juga: Akses Ditutup Warga, Siswa SMAN 6 Tangsel Jalan Kaki 300 Meter di Hari Pertama Sekolah
Wali murid lain, Ratna Nurahmah, 33 tahun, menyayangkan aksi ini dilakukan saat momen penting seperti MPLS.
“Ini hari pertama anak-anak. Harusnya mereka semangat. Tapi justru dibuka dengan situasi seperti ini. Kami minta tolong, ayo duduk bareng. Cari jalan keluarnya,” ujarnya.
Blokade ini merupakan bentuk protes warga yang merasa anak-anak mereka tidak diterima di SMAN 6 meski rumah mereka berada tepat di sekitar sekolah. Mereka menilai sistem zonasi tidak adil.
“Waktu sekolah ini dibangun tahun 2008, warga sekitar yang membantu membuka akses jalannya. Kami dukung penuh. Tapi sekarang anak-anak kami sendiri malah ditolak,” ujar Ferry Kamil, Ketua RT 03 RW 10.
Baca Juga: Sampah Tangsel akan DItampung Pandeglang, Warga Harap Ada Sosialisasi
Ferry menyebut, dari sepuluh anak di lingkungan tersebut yang mendaftar tahun ini, tidak satu pun diterima melalui jalur zonasi, meski memiliki jarak rumah paling dekat dengan sekolah.
Surat keberatan telah dilayangkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Banten dan Gubernur. Namun, warga belum mendapat respons.