Pakar Kesehatan Mental Ungkap Mengapa Kita Sulit Keluar dari Zona Nyaman dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Rabu 09 Jul 2025, 17:07 WIB
Ilustrasi. (Sumber: PxHere)

Ilustrasi. (Sumber: PxHere)

“Dulu, bangun pagi, berburu makanan, dan aktif secara fisik adalah kebutuhan. Sekarang, semua itu dianggap sebagai ketidaknyamanan,” kata Arvind. “Namun otak masih memberikan hadiah yang sama atas kenyamanan dan menolak ketidaknyamanan sebagaimana ribuan tahun yang lalu.”

Lebih jauh, Arvind menjelaskan bahwa otak tidak hanya secara kimia kecanduan kenyamanan, tetapi juga membentuk ulang jalur saraf untuk menjadikan kenyamanan sebagai kebiasaan.

"Semakin Anda memilih kenyamanan, semakin kuat jalur tersebut. Semakin Anda menghindari ketidaknyamanan, semakin lemah keberanian dan kemampuan Anda untuk mengambil risiko," ungkapnya.

Baca Juga: Mengapa Remaja Indonesia Rentan Alami Gangguan Mental? Simak Penjelasannya

Strategi Keluar dari Zona Nyaman: Jangan Dipatahkan, Tapi Diperluas

Menurut Arvind, banyak orang gagal karena mencoba melawan zona nyaman secara frontal, dengan menetapkan target besar atau mencoba mengubah diri secara mendadak. Pendekatan seperti ini justru memicu respons panik dari otak dan menarik individu kembali ke pola lama.

“Bayangkan otak Anda seperti karet gelang. Jika ditarik terlalu cepat, ia akan kembali ke posisi semula,” ujarnya.

Solusinya, kata Arvind, bukan mematahkan zona nyaman, melainkan memperluasnya secara perlahan. Ia menyarankan untuk memperkenalkan ketidaknyamanan dalam dosis kecil, seperti berbicara satu kalimat di rapat bagi yang takut berbicara di depan umum, atau menggeser alarm pagi secara bertahap.

“Fokus pada pertumbuhan 1 persen setiap hari. Bukan 50 persen, bukan 100 persen, cukup 1 persen,” tegasnya. “Otak tidak akan melawan perubahan kecil, dan perubahan kecil itu akan menumpuk dari waktu ke waktu.”

Baca Juga: Stop Menyangkal! Ini 5 Langkah Efektif Hadapi Masalah Kesehatan Mental

Dengan pendekatan ini, menurut Arvind, hal-hal yang dulunya terasa menakutkan akan menjadi biasa, dan zona nyaman seseorang pun akan bergeser secara alami.

“Ingat, Anda tidak mematahkan zona nyaman. Anda tumbuh keluar darinya,” pungkas Arvind


Berita Terkait


undefined
TEKNO

3 Aplikasi untuk Cek Kesehatan Mental

Kamis 03 Jul 2025, 23:34 WIB

News Update