POSKOTA.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi dalam sepekan ke depan.
Fenomena ini berpeluang meluas dari wilayah Jawa hingga ke Indonesia Tengah dan Timur, sehingga memerlukan kewaspadaan tinggi dari seluruh pihak.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa pemerintah daerah harus segera meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi dampak buruk cuaca ekstrem.
Langkah koordinasi dengan berbagai instansi terkait pun dinilai krusial untuk meminimalisir risiko bencana yang mungkin terjadi.
Baca Juga: BMKG Prediksi Curah Hujan Tinggi hingga Oktober 2025
Pergeseran Cuaca Ekstrem ke Indonesia Bagian Tengah dan Timur
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang saat ini melanda Pulau Jawa, khususnya Jakarta dan Jawa Barat, berpotensi bergeser ke wilayah Indonesia Tengah dan Timur setelah 8 Juli 2025.
"Oleh karena itu mohon pemerintah daerah itu tetap berjaga-jaga, bersiaga gitu ya. Bukan hanya sekadar waspada, bersiaga caranya bagaimana, terus memonitor perkembangan informasi cuaca dari BMKG," tegas Dwikorita saat berbincang dengan wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin 7 Juli 2025.
Ia menekankan pentingnya koordinasi antarlembaga, termasuk dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Balai Wilayah Sungai (BWS), dan Basarnas.
BMKG sendiri telah membangun jejaring komunikasi melalui WhatsApp Group untuk memastikan informasi peringatan dini tersampaikan dengan cepat.
Peringatan Dini dan Antisipasi Bencana
BMKG secara rutin mengeluarkan peringatan dini terkait fenomena cuaca ekstrem, termasuk banjir, angin kencang, dan hujan lebat. Peringatan ini biasanya disampaikan seminggu sebelum kejadian dan diperbarui setiap tiga hari.
"Katakan peringatan dini untuk cuaca ekstrem kemarin mulai keluar tanggal 28 Juni. Diulang lagi 3 Juli, tapi berlaku mulai 4 Juli sampai 11 Juli. Jadi diulang lagi, nah kemudian setiap 3 hari diulang lagi," ujar Dwikorita.