POSKOTA.CO.ID – Jan Pieterszoon Coen (1587–1629) dikenal sebagai tokoh sentral dalam pendirian dan perluasan kekuasaan Belanda di Indonesia.
Melalui strategi dagang, kekuatan militer, dan monopoli rempah, Coen meletakkan fondasi bagi pemerintahan kolonial Belanda yang berlangsung hampir empat abad.
- Lahir: 8 Januari 1587, Hoorn, Belanda
- Pendidikan: Pelatihan dagang di perusahaan Flandria, Roma
- Jabatan: Gubernur Jenderal VOC (1617–1629)
Coen memasuki kariernya di Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) pada 1607 sebagai pedagang muda. Ia cepat menunjukkan kecakapan diplomasi dan keberanian bertindak pada wilayah yang kaya rempah-rempah.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai selesai untuk mengikuti ulasan selengkapnya, dilansir dari laman Britannica.
Penaklukan dan Monopoli Rempah
Strategi Coen berpusat pada penguasaan pasokan utama rempah, terutama cengkih, pala, dan lada. Cara yang ditempuh:
- Menjalin persekutuan dengan penguasa lokal sesuai kontrak dagang.
- Mengerahkan angkatan laut dan darat untuk menekan pesaing Portugis dan Inggris.
- Mendapat hak monopoli atas rempah di Kepulauan Maluku dan Banda.
Langkah ini menimbulkan kontroversi sekaligus keuntungan besar bagi VOC, mengukuhkan posisi Belanda sebagai penguasa rempah utama Asia Tenggara.
Baca Juga: Sejarah Jakarta: Inilah Masjid Paling Tua di Jakarta, Jadi Simbol dari Kebhinekaan Etnik
Pendirian Batavia
Pada 1619, Coen memindahkan pusat VOC dari Banten ke lokasi Jacatra. Ia membakar kota lama, lalu membangun Batavia di atas reruntuhan, sekarang Jakarta. Batavia segera menjadi:
- Pusat administrasi dan militer Belanda di Asia
- Pelabuhan utama perdagangan rempah dan komoditas Asia
- Mikrokozmos kota Eropa di timur dengan infrastruktur ala Amsterdam
Kampanye Banda dan Kontroversi
Pada 1621, Coen memimpin serangan besar-besaran di Kepulauan Banda. Tujuannya menegakkan monopoli pala sekaligus menindak pengkhianatan kontrak oleh penduduk lokal. Akibatnya:
- Ribuan penduduk Banda tewas atau dijadikan budak
- Reaksi keras datang dari dewan VOC di Belanda karena kekerasan berlebihan
- Stigma kekejaman melekat pada nama Coen hingga kini