Kisah Salim Kancil: Dari Petani Biasa Menjadi Simbol Perlawanan Tambang Pasir Ilegal

Sabtu 05 Jul 2025, 20:52 WIB
Ilustrasi Salim Kancil, simbol perlawanan terhadap tambang ilegal. (Sumber: YouTube/Kilas Tokoh - Freepik)

Ilustrasi Salim Kancil, simbol perlawanan terhadap tambang ilegal. (Sumber: YouTube/Kilas Tokoh - Freepik)

Perlahan, suara mereka mulai didengar. Media nasional mulai meliput, dan perhatian publik pun tertuju ke Lumajang. Namun keberanian mereka tidak diterima dengan baik oleh pihak-pihak yang diuntungkan oleh tambang.

Teror mulai datang ke rumah Salim dan warga lain. Rumah dilempari batu, telepon gelap mengancam, dan orang-orang asing berkeliaran di sekitar rumah mereka.

Meskipun teror semakin intens, Salim tidak menyerah. Ia tetap hadir di rapat desa dan terus menulis laporan. Baginya, diam adalah bentuk kekalahan.

Baca Juga: Sejarah Palmerah Jakarta Barat, Dari Patok Merah Hingga Menjadi Simpul Transportasi Penting

Menjelang 26 September 2015, tekanan semakin menjadi-jadi. Beberapa warga menyebut nama-nama yang diduga terlibat, tetapi laporan mereka ke polisi tidak membuahkan hasil.

Ada yang ditolak, ada yang hanya dicatat tanpa tindakan. Salim dan keluarganya terus hidup dalam bayang-bayang ancaman. Bahkan beberapa warga yang ikut bergerak mengalami intimidasi. Ada yang kehilangan pekerjaan, ada yang dijauhi oleh tokoh masyarakat karena takut.

Pagi hari, tanggal 26 September 2015, Salim bersiap mengikuti aksi damai ke kantor Bupati Lumajang. Namun, ia tidak pernah sampai.

Sekelompok orang datang, menyeretnya keluar dari rumah. Salim tidak melawan. Ia dibawa ke Balai Desa Selok Awar-Awar, lalu dianiaya secara brutal. Disetrum, dipukuli dengan kayu dan besi, hingga tubuhnya tak berdaya.

Saksi mata mengatakan Salim masih bernapas saat tubuhnya dilempar ke jalan, tetapi nyawanya tak terselamatkan. Yang membuat peristiwa ini semakin kelam, penganiayaan dilakukan di ruang publik, disaksikan banyak orang, seolah hukum tidak berlaku.

Beberapa pelaku memang akhirnya ditangkap dan diadili, tetapi sebagian lain hilang dari proses hukum. Kematian Salim menjadi pesan gelap: siapa pun yang berani melawan kepentingan besar akan dihabisi.

Kabar kematian Salim Kancil mengguncang Indonesia. Tagar #SalimKancil menjadi viral. Ribuan orang melakukan aksi solidaritas di berbagai kota, mulai dari mahasiswa, organisasi lingkungan, hingga masyarakat sipil. Mereka bersatu dalam satu suara untuk menuntut keadilan untuk Salim dan menghentikan tambang pasir ilegal.

Pemerintah pusat akhirnya turun tangan. Tambang pasir ilegal dihentikan sementara, dan beberapa pelaku dihukum. Namun banyak pihak menilai hukuman tersebut tidak sepadan dengan kejahatan yang dilakukan.


Berita Terkait


News Update