Baca Juga: Gagal Seleksi PPPK Tahap 2? Ini 5 Peluang dan Solusi Bagi Honorer dari Pemerintah
Meski usianya tak muda lagi dan masa pensiun tinggal menghitung tahun, ibu tiga orang anak itu justru merasa sangat bersyukur.
Baginya, menjadi ASN di penghujung masa kerja adalah penghargaan luar biasa atas ketekunan dan kesabaran yang ia rawat selama puluhan tahun.
“Alhamdulillah, walaupun sebentar lagi saya masuk pensiun, setidaknya saya sempat merasakan jadi ASN. Itu sudah cukup buat saya,” katanya.
Kini, Somayati punya harapan baru. Ia ingin masa tuanya lebih terjamin, dan berharap bisa mendapat dana pensiun bulanan dari pemerintah.
“Saya berharap bisa dapat dana pensiun. Jadi terjamin ke depannya. Mudah-mudahan semua sesuai harapan. Kalau bisa, suatu saat juga bisa jadi PNS tetap,” pungkasnya dengan mata berbinar.
Di tengah gemerlap kota dan hiruk-pikuk reformasi birokrasi, kisah Somayati adalah secercah cahaya tentang ketulusan, kesetiaan, dan harapan.
Sosok yang mewakili ribuan guru honorer lain di Indonesia yang terus menanti keadilan atas pengabdian tanpa henti. (CR-3)