POSKOTA.CO.ID - Jawa Barat kerap diasosiasikan dengan daerah berpenduduk padat. Kota-kota seperti Bandung, Bekasi, atau Bogor telah lama menjadi pusat aglomerasi yang mendongkrak laju urbanisasi di provinsi ini.
Namun, tidak semua wilayah di Jawa Barat memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi. Beberapa kabupaten dan kota justru mencatat populasi relatif kecil dibandingkan daerah lain.
Meskipun kerap terabaikan dalam peta pembangunan, daerah-daerah dengan penduduk tersepi di Jawa Barat menyimpan keragaman budaya, nilai sejarah, dan potensi wisata yang tidak kalah menarik. Artikel ini akan membahas enam daerah tersebut, lengkap dengan fakta-fakta menarik yang dapat membuka perspektif baru tentang kekayaan Jawa Barat.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Bansos Bukanlah Alat Politik
Kota Banjar: Pintu Gerbang Jawa Barat yang Tenang
Jumlah Penduduk: 211.964 jiwa
Kota Banjar menempati peringkat pertama sebagai kota dengan populasi paling sedikit di Jawa Barat. Lokasinya strategis sebagai pintu gerbang antara Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, terutama dari arah Tasikmalaya.
Meskipun skalanya kecil, Banjar dikenal memiliki tradisi budaya kuat, salah satunya Festival Tunggul Kawung. Festival tahunan ini menampilkan karnaval seni budaya lokal, pertunjukan musik tradisional seperti angklung dan prosesi adat lengser, yang menjadi ciri khas masyarakat Sunda Banjar.
Selain potensi budaya, Banjar memiliki sentra kerajinan anyaman bambu yang produknya telah menembus pasar ekspor internasional. Anyaman ini dibuat secara tradisional dengan teknik turun-temurun yang menjaga keaslian motif dan kualitas produk.
Ketenangan kota ini menjadikannya alternatif destinasi bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana kota kecil yang asri sekaligus belajar tradisi lokal.
2. Kota Cirebon: Simpul Jalur Pantura yang Sarat Sejarah
Jumlah Penduduk: 347.537 jiwa
Kota Cirebon berada di jalur perdagangan Pantura yang sangat strategis. Walau termasuk kota dengan penduduk tersepi di Jawa Barat, Cirebon memainkan peran vital dalam jalur logistik dan distribusi antara Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.
Cirebon sering dijuluki Kota Udang karena hasil lautnya melimpah. Di sisi lain, Cirebon terkenal sebagai pusat batik mega mendung, salah satu motif batik paling ikonik di Indonesia yang sudah mendunia.
Keraton-keraton di Cirebon, seperti Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan, menjadi pusat kebudayaan Islam pesisir. Situs-situs ini menyimpan berbagai naskah kuno, pusaka, serta arsitektur perpaduan Jawa, Sunda, Arab, dan Tionghoa.
Dengan potensi kuliner, sejarah, dan budaya, Cirebon menunjukkan bahwa populasi bukan satu-satunya indikator dinamika ekonomi suatu wilayah.
3. Kota Sukabumi: Gerbang Wisata Alam dan Sejarah Kereta Api
Jumlah Penduduk: 370.681 jiwa
Berada di kaki Gunung Gede, Kota Sukabumi dikenal sebagai kota berhawa sejuk yang nyaman. Meski jumlah penduduknya relatif sedikit, Sukabumi menjadi simpul transportasi penting.
Jalur kereta api tertua di Jawa Barat yang dibangun Belanda pada abad ke-19 bermula dari Sukabumi. Rel ini dahulu menjadi urat nadi logistik perkebunan dan pertambangan.
Kota ini juga populer sebagai destinasi kuliner, terutama mochi Sukabumi yang menjadi oleh-oleh khas.
Selain itu, Sukabumi menjadi pintu gerbang menuju destinasi wisata kelas dunia seperti Pantai Cimaja, surga bagi peselancar mancanegara.
4. Kabupaten Pangandaran: Kabupaten Termuda dengan Keelokan Pantai
Jumlah Penduduk: 436.494 jiwa
Kabupaten Pangandaran resmi berdiri sebagai daerah administratif baru setelah pemekaran dari Kabupaten Ciamis. Dalam waktu singkat, Pangandaran berhasil memposisikan diri sebagai pusat wisata bahari Jawa Barat.
Pantai Pangandaran menjadi ikon wisata, terkenal akan pasir putih dan ombaknya yang bersahabat untuk rekreasi keluarga. Tak hanya itu, Green Canyon (Cukang Taneuh) di Desa Kertayasa menawarkan pesona tebing hijau yang memukau.
Tradisi Hajat Laut, yaitu ritual syukuran atas hasil laut, rutin diadakan oleh masyarakat nelayan. Upacara adat ini menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Dengan infrastruktur wisata yang kian berkembang, Pangandaran menjadi contoh kabupaten muda yang progresif dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan.
5. Kota Cimahi: Warisan Militer di Tengah Modernisasi
Jumlah Penduduk: 606.375 jiwa
Kota Cimahi memiliki sejarah yang unik. Pada masa kolonial Hindia Belanda, Cimahi merupakan kawasan basis militer. Sampai sekarang, julukan Kota Tentara masih melekat kuat.
Banyak bangunan tua bergaya kolonial yang difungsikan sebagai kantor, barak, atau museum sejarah militer. Potensi heritage tourism Cimahi terus dikembangkan pemerintah setempat.
Selain itu, Cimahi kini tumbuh sebagai kawasan industri penyangga Bandung. Kendati penduduknya belum sebesar kota satelit lain, Cimahi menunjukkan dinamika pembangunan perkotaan yang pesat.
Baca Juga: Kenapa Akun IG Netty Ratna Wulan Diserbu Netizen? Disebut Nikita Mirzani Sebagai Ibu dr Reza Gladys
Kota Tasikmalaya: Sentra Kerajinan dan Kota Santri
Jumlah Penduduk: 759.370 jiwa
Kota Tasikmalaya, meski populasinya lebih besar dibanding lima kota sebelumnya, tetap termasuk daerah dengan penduduk relatif sedikit dalam konteks Jawa Barat.
Tasikmalaya dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki jaringan pondok pesantren yang luas dan menjadi pusat studi Islam.
Selain identitas religius, Tasikmalaya tersohor sebagai sentra produksi payung geulis, kerajinan bordir, sandal kelom geulis, dan berbagai produk anyaman yang sudah dikenal hingga mancanegara.
Produk kerajinannya rutin tampil dalam pameran nasional maupun internasional sebagai ikon ekonomi kreatif daerah.
Meskipun nama-nama seperti Bandung, Bogor, atau Bekasi lebih sering mendominasi pemberitaan, enam kabupaten dan kota tersepi di Jawa Barat ini menjadi bukti bahwa ukuran populasi bukanlah satu-satunya tolok ukur kemajuan daerah.
Potensi pariwisata, warisan budaya, hingga kreativitas masyarakat lokal menjadikan wilayah-wilayah ini memiliki identitas yang unik. Jika Anda tengah merencanakan perjalanan atau ingin lebih memahami keragaman Jawa Barat, tidak ada salahnya menjelajah Banjar, Cirebon, Sukabumi, Pangandaran, Cimahi, dan Tasikmalaya mereka menanti untuk ditemukan.