3 Strategi Filosofi Stoikisme untuk Mengatasi Penyesalan: Hidup Lebih Tenang dan Bebas Beban

Rabu 25 Jun 2025, 16:56 WIB
Ilustrasi mengatasi rasa penyelasan dengan filosofi stoikisme. (Sumber: Freepik/Cookie Studio)

Ilustrasi mengatasi rasa penyelasan dengan filosofi stoikisme. (Sumber: Freepik/Cookie Studio)

Epictetus bahkan membayangkan skenario terburuk, "Aku harus mati. Tapi haruskah aku mati sambil menjerit? Aku harus dipenjara tapi haruskah aku mengeluh juga? Aku harus diasingkan tapi apakah ada yang melarangku pergi dengan senyum, tenang dan tabah?"

Inilah inti dari Amor Fati atau cinta pada takdirmu. Ini berarti menerima semua peristiwa, bahkan yang buruk, sebagai bagian tak terpisahkan dari diri Anda dan perjalanan hidup Anda.

Cleanthes mengatakan, "Takdir membimbing mereka yang menerimanya, dan menyeret mereka yang menolaknya." Dengan Amor Fati, kita menerima badai dan belajar untuk tumbuh di dalamnya. Kita menerima bahwa nasib kita—baik maupun buruk adalah bagian dari proses.

Marcus Aurelius menggambarkan, “Mengapa kau mengeluh soal duri di jalan? Itu seperti mengeluh soal serbuk kayu di bengkel tukang kayu. Itu bagian dari proses."

Dengan mencintai takdir, kemungkinan kita merasakan penyesalan akan semakin kecil. Kita akan menghadapi hidup dengan keteguhan, keyakinan, dan keberanian.

  1. Mempersiapkan Diri untuk yang Terburuk

Seneca menyarankan, "Kita harus membayangkan semua kemungkinan yang terjadi, bukan hanya yang biasanya." Ini adalah praktik Premeditatio Malorum prakiraan akan hal buruk. Sebelum melakukan sesuatu yang penting, bayangkan skenario terburuk yang mungkin terjadi.

Ryan Holiday mengaplikasikan ini sebelum berpidato membayangkan mic rusak, presentasi gagal, audiens tidak tertarik.

Dengan membayangkan yang terburuk, kita akan lebih siap dan lebih tahan terhadap kegagalan. Seperti yang dilakukan Booker T. Washington, ia selalu siap dengan kemungkinan terburuk setiap pagi,”Aku berharap hari yang sukses, tapi aku juga siap mendengar sekolahku terbakar, atau difitnah, atau dikritik di publik atas hal yang tidak kulakukan."Dengan begitu, dia lebih tangguh menghadapi kenyataan dan tidak mudah terkejut atau menyesal.

Epictetus bahkan mengajarkan untuk melakukan ini dalam kegiatan sepele seperti mandi, "Bayangkan orang menyiram air, mendorongmu, mencuri barangmu… Maka kalau itu terjadi, kamu sudah siap. Tujuanmu bukan hanya mandi, tapi menjaga kehendakmu selaras dengan alam."

Dengan melatih Premeditatio Malorum, kita tidak akan terlalu terpukul jika hal buruk benar-benar terjadi. Dan kita bisa mengatakan dengan yakin: "Aku sudah melakukan yang terbaik. Dan aku tidak menyesal."

Cintai hidupmu. Cintai siapa dirimu hari ini. Cintai takdirmu—Amor Fati. Lepaskan penyesalan, fokus pada yang bisa dikendalikan, dan bersiaplah untuk segala kemungkinan.


Berita Terkait


News Update