3 Strategi Filosofi Stoikisme untuk Mengatasi Penyesalan: Hidup Lebih Tenang dan Bebas Beban

Rabu 25 Jun 2025, 16:56 WIB
Ilustrasi mengatasi rasa penyelasan dengan filosofi stoikisme. (Sumber: Freepik/Cookie Studio)

Ilustrasi mengatasi rasa penyelasan dengan filosofi stoikisme. (Sumber: Freepik/Cookie Studio)

Seneca juga mengatakan, "Kita sering menderita lebih banyak dalam imajinasi daripada dalam kenyataan." Ini berarti penyesalan hanyalah emosi yang muncul dari pikiran kita sendiri, keyakinan bahwa jika saja kita bertindak berbeda, hasilnya akan lain.

Marcus Aurelius sependapat dan memberikan solusi "Hal eksternal bukanlah masalah. Penilaianmulah yang jadi masalah. Dan itu bisa kamu ubah sekarang juga."

Baca Juga: Filsafat Stoikisme: Inilah Cara Meraih Tujuan dan Cita-Cita Menurut Para Filsuf Stoik

Dalam contoh tadi, penyesalan Anda bukanlah tentang piring atau pasangan, melainkan tentang ekspektasi Anda sendiri.

Anda berharap piring sudah bersih, dan ketika kenyataannya berbeda, Anda merasa seharusnya semua bisa lebih baik. Penyesalan adalah masalah internal dan kitalah yang harus mendiagnosis serta menyembuhkannya.

Mengapa Kita Merasa Menyesal? Menguak Akar Emosi Negatif

Frasa tanpa penyesalan begitu populer, tersebar di berbagai meme, kutipan inspiratif, dan lagu. Namun, realitanya setiap orang pernah menyesal.

Rasa itu bisa muncul tiba-tiba, bahkan saat kita merasa sudah melupakannya, dan rasanya memang menyakitkan.

Baca Juga: Stoikisme: Filsafat Kuno untuk Ketangguhan Mental dan Kebahagiaan Hidup

Penulis buku laris dan pendiri American Regret Project, Daniel Pink, menemukan bahwa 82 persen orang Amerika mengalami penyesalan setidaknya sesekali.

Pink menyebut penyesalan sebagai "emosi yang tak tergantikan," namun juga "alat positif untuk memperbaiki hidupmu." Artinya, untuk benar-benar berkembang, kita tidak bisa lari dari perasaan negatif.

Lalu, apakah kita harus menyerah pada penyesalan? Seorang penulis, Samuel Johnson merenungkan hal ini di tahun 1775, "Ketika aku menengok kembali tekad-tekad untuk memperbaiki diri yang dibuat dan dilanggar tahun demi tahun... mengapa aku masih mencoba lagi? Aku mencoba karena perubahan itu perlu dan keputusasaan adalah kejahatan."

Johnson memilih untuk merenung agar tidak mengulangi kesalahan, bukan terpuruk dalam penyesalan. Ini mengajarkan kita bahwa penyesalan mungkin tak terhindarkan, tetapi tindakan dan pola pikir kita adalah pilihan.


Berita Terkait


News Update