POSKOTA.CO.ID – Konsistensi dalam menjalani rutinitas bukanlah semata-mata soal kemauan atau kedisiplinan, melainkan soal memahami tingkat kesulitan yang dihadapi.
Demikian disampaikan Gayathri Arvind, seorang advokat kesehatan mental, yang memberitahu betapa pentingnya membangun kebiasaan jangka panjang.
“Konsistensi adalah permainan dengan tiga tingkat kesulitan, dan jika Anda kesulitan, itu bukan karena Anda lemah, malas, atau tidak disiplin. Itu hanya karena Anda tidak tahu level mana yang Anda mainkan atau aturan apa yang berlaku di level tersebut,” ujar Gayathri Arvind, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Abhasa - Mental Health pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Menurut Arvind, konsistensi terdiri atas tiga tingkatan, yakni konsistensi alami (level tiga), konsistensi terlatih (level dua), dan konsistensi paksa (level satu). Banyak orang, lanjutnya, keliru karena mencoba memulai dari level tiga, yang sebenarnya merupakan hasil akhir, bukan titik awal.
Level Tiga: Konsistensi Alami
Pada tingkat tertinggi, konsistensi menjadi bagian dari diri seseorang secara otomatis, tanpa paksaan atau motivasi eksternal.
“Pikirkan nenek moyang kita, mereka tidak memiliki rutinitas jam 5:00 pagi atau aplikasi produktivitas. Namun setiap hari mereka bangun, mereka memasak, membersihkan, bertani, memberi makan keluarga. Seperti itulah konsistensi yang sesungguhnya,” katanya.
Gayathri Arvind menjelaskan bahwa konsistensi alami pada masa lalu erat kaitannya dengan dorongan bertahan hidup.
Otak manusia secara biologis memprioritaskan aktivitas yang mendukung kelangsungan hidup, seperti makan, mencari perlindungan, dan reproduksi.
Baca Juga: 8 Kebiasaan Ini Terbukti Tingkatkan Kesehatan Mental, Sudah Coba?
Level Dua: Konsistensi Terlatih
Setelah melalui tahap awal, seseorang akan mencapai konsistensi yang mulai stabil meskipun belum sepenuhnya otomatis. Di tahap ini, kebiasaan mulai tertanam dalam sistem.