POSKOTA.CO.ID – Advokat kesehatan mental Gayathri Arvind mengajak masyarakat untuk melihat kegagalan tidak sebagai akhir, melainkan sebagai jalan menuju pertumbuhan dan kedamaian batin.
Ia menyampaikan bahwa banyak orang terjebak dalam rasa malu dan keputusasaan setelah gagal, namun sebenarnya terdapat jalan yang lebih sehat dan mendalam untuk bangkit.
“Ini bukan soal perbaikan cepat atau jadi sukses dalam semalam. Kita akan membahas kebijaksanaan nyata, cara hidup yang membuat Anda tidak hanya bangkit dari kegagalan, tetapi juga hidup bahagia, damai, dan bermakna,” ungkap Gayathri Arvind, dikutip oleh Poskota dalam kanal YouTube Abhasa - Mental Health pada Kamis, 19 Juni 2025.
Gayathri Arvind menggambarkan bahwa kegagalan tidak hanya menyakitkan secara emosional, tetapi juga secara fisik. Ia menyebut bahwa bagian otak yang memproses rasa sakit fisik, yakni anterior cingulate cortex, juga aktif saat seseorang mengalami kegagalan.
Baca Juga: Fenomena Kecanduan Pinjol, Apakah Benar Adalah Gangguan Kesehatan Mental?
“Kegagalan secara harfiah menyakitkan. Amygdala membanjiri Anda dengan rasa panik. Anda merasa diserang, ditolak, tidak aman,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dalam kondisi tersebut, banyak orang kemudian terdorong untuk mengejar kesuksesan dengan dorongan yang penuh keputusasaan, dengan harapan bahwa kemenangan berikutnya akan menghapus rasa gagal yang mereka alami. Namun, menurut Gayathri Arvind, pendekatan itu justru memperburuk keadaan.
Sebagai solusi, Gayathri Arvind memperkenalkan prinsip Karma Yoga, sebuah ajaran dari tradisi yogik yang menekankan pada tindakan tanpa keterikatan pada hasil.
Menurutnya, perubahan cara pandang dari mengejar hasil ke tindakan yang bersumber dari kasih dan pengabdian dapat membebaskan seseorang dari jerat kegagalan.
“Karma Yoga berarti melakukan tindakan sebagai persembahan, bukan untuk hadiah atau validasi, tapi sebagai persembahan cinta kepada kehidupan, kepada yang ilahi, dan kepada alam semesta itu sendiri,” ujar Gayathri.