Jangan Abai! Pakar Sebut Stres Kronis Dapat Memengaruhi Kualitas Otak, Tips Kesehatan Mental

Sabtu 21 Jun 2025, 14:41 WIB
Ilustrasi seorang perempuan mengalami stres. (Sumber: PxHere)

Ilustrasi seorang perempuan mengalami stres. (Sumber: PxHere)

POSKOTA.CO.ID – Stres kronis yang berlangsung dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan fisik pada struktur otak, termasuk gangguan memori, emosi, dan pengambilan keputusan.

Hal ini disampaikan oleh psikiater Dr. Tracey Marks dalam video edukatif terbarunya sebagai bagian dari seri resilience yang berfokus pada pengelolaan stres dan regulasi emosi.

“Stres kronis secara harfiah mengubah cara kerja otak Anda,” ujar Dr. Marks. Ia menjelaskan bahwa perubahan respons terhadap stres yang dialami banyak orang bukan semata-mata akibat pertambahan usia, melainkan dampak langsung dari beban stres yang terus-menerus.

Dr. Marks memaparkan lima area utama otak yang terdampak oleh stres berkepanjangan.

Baca Juga: Tips Tetap Konsisten terhadap Apa Saja, Begini Penjelasan Praktisi Kesehatan Mental

Amygdala, area yang berfungsi sebagai sistem alarm otak, mengalami pembesaran akibat penggunaan berlebih.

“Bayangkan alarm mobil Anda berbunyi setiap kali ada daun yang jatuh di atasnya,” ujarnya, menggambarkan bagaimana sensitivitas meningkat terhadap stres kecil, yang dapat menyebabkan kecemasan dan iritabilitas.

Hippocampus, pusat memori otak, menyusut sehingga memicu kesulitan dalam mengingat informasi dan memperlambat kemampuan belajar. “Otak Anda benar-benar berjuang untuk membentuk dan mengakses memori,”

Baca Juga: Jangan Diabaikan! Inilah 5 Tanda Anda Perlu Batasan Diri dengan Orang Lain untuk Menjaga Kesehatan Mental

Prefrontal cortex, yang mengatur pengambilan keputusan dan kontrol emosi, menjadi kurang efektif. “Di bawah stres kronis, otak Anda seperti CEO yang sedang berlibur,” kata Marks, menekankan bagaimana stres membuat seseorang mudah marah dan impulsif.

Jaringan komunikasi otak terganggu sehingga menurunkan neuroplastisitas, kemampuan otak untuk membentuk koneksi baru. Hal ini memperparah pola pikir negatif dan memperlambat pemulihan dari trauma.


Berita Terkait


News Update