BABELAN, POSKOTA.CO.ID - Bau tak sedap menyergap hidung begitu memasuki halaman rumah Cambang, lansia tua renta berusia 78 tahun, yang tinggal di gubuk reyot.
Rumah Cambang berlokasi di Jalan Raya Babelan, Gang Koramil, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Tumpukan sampah, kandang ayam, dan genangan air menjadi pemandangan sehari-hari di sudut rumah reyot berukuran 4x4 meter ini.
Di tempat yang ia sebut sebagai rumah itu, Cambang bertahan hidup bersama anaknya yang bungsu berusia 8 tahun.
Bangunannya jauh dari kata layak. Lantainya masih tanah. Atapnya bocor di sana-sini, membuat setiap hujan deras menjadi mimpi buruk bagi mereka.
Bahkan, dinding rumahnya hanya terbuat dari bilah bambu dan anyaman rapuh yang nyaris ambruk dimakan usia.
"Atapnya banyak yang bocor. Jadi kalau hujan, ya basah semua. Kadang ngga bisa tidur, karena airnya jatuh ke bale (tempat tidur)," ungkap Cambang saat ditemui Poskota, Selasa 17 Juni 2025.
Di bale usang tanpa kasur empuk itulah, dia dan anaknya yang masih berusia 8 tahun merebahkan badan setiap malam. Selimut pun hanya sehelai kain lusuh.
Tepat di samping tempat tidur mereka, ayam-ayam peliharaan berkeliaran, menambah aroma tak sedap yang memenuhi ruangan.
Sudah sembilan tahun Cambang tinggal di lahan milik orang lain tanpa kepastian status. Tidak ada bangunan yang diplester semen, tidak ada listrik memadai, air sumur pun keruh dan berbau.