POSKOTA.CO.ID - Bagaimana sebenarnya cara memulai percakapan untuk membicarakan kondisi kesehatan mental Anda kepada pasangan? Pertanyaan itu, mungkin muncul di banyak benak orang hingga akhirnya memilih untuk menyimpan perasaan yang sedang dirasakan.
Faktor itu bisa saja karena melihat pasangan berjuang dalam waktu yang cukup lama, dan akhirnya merasa khawatir untuk memulai percakapan.
Berdasarkan laporan dari Peacefulmind, apabila berada di kondisi seperti yang disinggung di atas atau Anda menduga pasangan Anda sedang menghadapi masalah kesehatan mental, membicarakannya dengan cara yang suportif dan tanpa menghakimi bisa membuat perbedaan besar.
Berikut ini beberapa langkah praktis untuk membantu memulai percakapan terkait kesehatan mental kepada pasangan.
Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat
Waktu adalah segalanya dalam membahas topik sensitif. Menyampaikan kekhawatiran Anda di tengah pertengkaran atau saat pasangan terlihat stres justru bisa membuat mereka defensif.
Sebaliknya, pilihlah waktu yang tenang dan privat, saat kalian berdua merasa rileks dan bebas dari gangguan.
Momen yang tepat bisa saat berjalan santai di sore hari, duduk bersama di rumah, atau bahkan saat berkendara karena kontak mata tidak terlalu intens.
Duduk berdampingan alih-alih saling berhadapan bisa terasa lebih nyaman. Tujuannya adalah menciptakan suasana yang aman dan nyaman, di mana pasangan Anda merasa didengar.
Baca Juga: Tips Menentramkan Hati untuk Menjaga Kualitas Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
Gunakan Bahasa yang Lembut dan Pertanyaan Terbuka
Cara Anda menyampaikan kekhawatiran akan sangat memengaruhi bagaimana pasangan merespons. Daripada memberikan pernyataan yang terdengar menuduh misalnya, “Akhir-akhir ini kamu aneh banget”, cobalah ungkapkan dengan penuh empati, seperti:
- “Aku perhatikan akhir-akhir ini kamu terlihat agak murung, dan aku cuma ingin tahu, apa kamu baik-baik saja?”
- “Kamu kayak bukan dirimu yang biasanya. Gimana perasaanmu akhir-akhir ini?”
- “Aku peduli sama kamu, dan aku menyadari ada beberapa perubahan. Aku ingin mendukungmu sebisa mungkin.”
Pertanyaan terbuka mendorong percakapan, sementara nada bicara yang lembut menunjukkan bahwa perhatian Anda datang dari kasih sayang, bukan kritik.
Baca Juga: 5 Cara Menghentikan Kecanduan Film Porno yang Berdampak Buruk bagi Kesehatan Mental
Dengarkan Tanpa Langsung Mencoba ‘Memperbaiki’
Salah satu hal paling berharga yang bisa Anda lakukan adalah benar-benar mendengarkan. Jika pasangan Anda mulai terbuka, tahan dorongan untuk langsung memberi solusi. Fokuslah mendengarkan dengan penuh perhatian.
Mengakui dan memvalidasi perasaan mereka menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan. Jika bingung harus berkata apa, Anda bisa mencoba:
- “Itu pasti berat ya. Aku di sini kok buat kamu.”
- “Terima kasih udah mau cerita.”
Jika mereka masih ragu untuk bicara, yakinkan bahwa Anda akan selalu ada saat mereka siap, dan ingatkan bahwa mereka tidak perlu menghadapi semua ini sendirian.
Baca Juga: Terapi Alternatif Kesehatan Mental, Simak 6 Pilihan yang Bisa Dicoba
Gunakan Dorongan Verbal dan Non-Verbal
Berbicara tentang kesehatan mental bisa jadi sulit, bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Jika pasangan mulai terbuka, Anda bisa memberi dukungan selama percakapan berlangsung.
Dukungan non-verbal bisa berupa kontak mata yang lembut tidak menghindar, tapi juga tidak menatap tajam, mengangguk, serta ekspresi dan bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa Anda tenang meskipun di dalam Anda mungkin merasa cemas.
Tambahkan juga dorongan verbal seperti:
- “Aku mengerti.”
- “Boleh ceritakan lebih lanjut?”
Baca Juga: 5 Bahaya Menonton Film Porno yang Merusak Kesehatan Mental, Awas Kecanduan!
Dorongan-dorongan kecil ini menunjukkan bahwa Anda benar-benar menyimak dan ingin mendengar lebih banyak.
Mirroring (Mencerminkan)
Ketika seseorang sedang mengalami masalah kesehatan mental, mereka bisa merasa terisolasi, tidak dimengerti, atau bahkan malu.
Teknik mirroring bisa membantu mengatasi perasaan itu karena memberikan validasi dan empati tanpa menghakimi. Mirroring juga membantu membangun koneksi yang lebih dalam, membuka komunikasi, dan mengurangi sikap defensif.
Anda bisa melakukannya dengan menyelaraskan nada dan kecepatan bicara, duduk dalam posisi yang mirip dengan pasangan, serta menyesuaikan intensitas kontak mata.
Baca Juga: Jangan Abaikan! Dukungan Orang Tua Bisa Mencegah Kesehatan Mental Sejak Usia Dini
Tawarkan Dukungan, Bukan Tekanan
Mungkin Anda ingin pasangan segera mencari bantuan profesional, tapi mereka mungkin belum siap. Daripada berkata, “Kamu harus ke psikolog,” coba pendekatan yang lebih suportif:
- “Kamu terbuka nggak kalau ngobrol sama profesional? Aku bisa bantu cari psikolog kalau kamu mau.”
- “Aku tahu ini bisa terasa berat, tapi aku akan temani kamu lewat semua ini.”
Pendekatan ini tetap membuka ruang percakapan dan memberi kesempatan pada pasangan untuk mengambil langkah dengan ritme mereka sendiri.
Jaga Kesehatan Mental Anda Juga
Mendukung orang tercinta yang sedang berjuang dengan kesehatan mental bisa sangat menguras emosi. Pastikan Anda juga punya sistem dukungan sendiri baik dari teman, keluarga, atau psikolog Anda sendiri.
Baca Juga: Makanan Ternyata Punya Dampak Besar pada Kesehatan Mental, Ini Faktanya!
Anda tidak bisa menuangkan dari cangkir yang kosong, jadi menjaga kesejahteraan diri akan membantu Anda menjadi penopang yang lebih baik bagi pasangan.
Melakukan perawatan diri sangat penting. Namun, bahkan setelah rutin melakukan self-care, mungkin akan ada saat ketika Anda perlu dukungan tambahan seperti berbicara dengan profesional.
Psikolog dapat menyediakan ruang aman dan bebas penilaian untuk membantu Anda mengelola stres, mengembangkan strategi coping, dan menetapkan batasan sehat. Ini juga bisa membantu Anda tetap kuat secara emosional saat mendampingi pasangan.
Memulai percakapan ini mungkin terasa menakutkan, tetapi ingatlah kepedulian dan dukungan Anda bisa menjadi penyelamat bagi pasangan.
Hadapilah diskusi ini dengan empati, kesabaran, dan hati yang terbuka. Meskipun mereka belum siap bicara, mengetahui bahwa Anda ada untuk mereka bisa membawa pengaruh besar.