POSKOTA.CO.ID - Insiden tragis yang menimpa pesawat Air India di Ahmedabad pada 12 Juni 2025 telah mengguncang dunia penerbangan internasional.
Dengan jumlah korban tewas mencapai 241 jiwa dari 242 penumpang dan awak, kecelakaan ini menjadi salah satu tragedi penerbangan terburuk dalam sejarah India modern.
Duka yang mendalam tidak hanya dirasakan di India, tetapi juga di Inggris, Portugal, dan Kanada, tempat asal sebagian penumpang.
Baca Juga: Bupati Bogor Resmi Buka KaBogor Fest 2025, Dorong Ekonomi Lewat Festival Rakyat
Kronologi Kecelakaan: Dari Lepas Landas ke Maut dalam 30 Detik
Sebuah pesawat Air India jenis Boeing 787-8 Dreamliner tujuan London jatuh hanya 30 detik setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel, Ahmedabad.
Pukul 13:39 waktu setempat, pesawat sempat mengirim sinyal Mayday sebelum hilang kontak. Tak lama, suara ledakan terdengar dan pesawat menghantam kawasan padat penduduk, termasuk asrama mahasiswa B.J. Medical College.
Menurut Flightradar24, pesawat sempat terbang rendah dengan roda pendarat belum ditarik, memicu spekulasi awal mengenai kerusakan sistem hidrolik atau gangguan teknis mendadak.
Dampak Manusiawi: 241 Tewas, 1 Selamat
Dari total 242 orang di dalam pesawat (217 dewasa, 11 anak-anak, dan 2 bayi), hanya Ramesh Viswashkumar, seorang pria 40 tahun berkewarganegaraan Inggris keturunan India, yang selamat. Dalam kondisi trauma, ia menggambarkan momen jatuhnya pesawat sebagai “ledakan besar dan langit-langit yang runtuh.”
“Saat saya bangun, saya lihat tubuh-tubuh tergeletak. Saya ketakutan, berlari, dan seseorang menggandeng saya ke ambulans,” ujar Ramesh dari ranjang rumah sakit.
Ramesh juga menyebut bahwa saudaranya, Ajay, belum ditemukan. Sementara itu, laporan kepolisian menyebut 204 jenazah telah teridentifikasi hingga malam hari, dan 50 lebih korban luka dirawat di rumah sakit di Ahmedabad.
Korban di Darat dan Kerugian Tambahan
Tidak hanya penumpang pesawat, sejumlah warga sipil dan mahasiswa di area yang tertabrak juga menjadi korban. Salah seorang ibu, Ramila, mengatakan anaknya selamat setelah melompat dari lantai dua asrama saat pesawat menghantam ruang makan.