442 Jamaah Haji Bekasi Tiba di Tanah Air, Satu Masih Dirawat di Arab Saudi

Jumat 13 Jun 2025, 07:00 WIB
PLH Dirjen Pelaksanaan Haji dan Umroh Kementerian Republik Indonesia, Abu Rokhmat, menyambut kepulangan Jamaah haji kloter pertama asal kabupaten Bekasi di Asrama Haji Kota Bekasi, Kamis, 12 Juni 2025. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

PLH Dirjen Pelaksanaan Haji dan Umroh Kementerian Republik Indonesia, Abu Rokhmat, menyambut kepulangan Jamaah haji kloter pertama asal kabupaten Bekasi di Asrama Haji Kota Bekasi, Kamis, 12 Juni 2025. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID – Sebanyak 442 jamaah haji asal Kabupaten Bekasi telah tiba dengan selamat di Debarkasi Asrama Haji Kota Bekasi, Kamis, 12 Juni 2025, sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka merupakan bagian dari kloter JKS 1.

“Selamat datang kepada jamaah JKS 1 asal Kabupaten Bekasi. Alhamdulillah hari ini tiba di tanah air dalam keadaan sehat dan selamat. Semoga seluruh jamaah mendapatkan haji yang mabrur, memberi manfaat bagi masyarakat dan bangsa,” kata Plh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Abu Rokhmat.

Namun satu jamaah asal Bekasi masih tertahan di Arab Saudi karena menjalani perawatan di RS King Abdulaziz, Jeddah.

Kondisi kesehatannya menurun usai menunaikan rangkaian ibadah.

Baca Juga: Jemaah Haji asal Kota Bogor Wafat di Tanah Suci, Kemenag Pastikan Hak Almarhumah Terpenuhi

Petugas haji daerah Kabupaten Bekasi, Muhtada Shobirin, mengakui adanya sejumlah kendala teknis selama pelaksanaan haji, khususnya di sektor transportasi.

“Menurut saya mekanisme penyelenggaraan haji tahun ini perlu dievaluasi. Pertama dari segi penyelenggara jasa, kedua soal transportasi jamaah. Maka wajar saja jika banyak yang mengatakan bahwa jemaah sempat terlantar. Itu memang benar adanya," ujar Muhtada.

Ia menyebut, tahun ini pemerintah Arab Saudi menunjuk delapan perusahaan penyedia jasa haji—jauh lebih banyak dibanding sebelumnya yang hanya satu perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini bertugas mengurus akomodasi, konsumsi, hotel, dan transportasi.

“Secara niat memang bagus, ingin memperbaiki layanan dari tahun sebelumnya. Tapi di lapangan kami melihat sendiri bersama Pak Menteri, Pak Wamen, memang banyak kendala yang muncul,” katanya.

Muhtada menyebut perbedaan manajemen antar perusahaan menjadi sumber kekacauan. Salah satunya saat proses pemberangkatan dari Mekkah ke Arafah, di mana penjemputan dari hotel sempat terganggu dan beberapa jamaah nyaris tertinggal.

Baca Juga: Suasana Haru Selimuti Kepulangan Jemaah Haji Kabupaten Bekasi


Berita Terkait


News Update