Korban Penipuan Calo Tenaga Kerja RSUD Labuan Pandeglang Bertambah

Kamis 12 Jun 2025, 20:02 WIB
Sejumlah korban penipuan calon tenaga kerja RSUD Labuan, saat hendak melakukan laporan ke Polsek Labuan, Pandeglang. (Sumber: Istimewa)

Sejumlah korban penipuan calon tenaga kerja RSUD Labuan, saat hendak melakukan laporan ke Polsek Labuan, Pandeglang. (Sumber: Istimewa)

LABUAN, POSKOTA.CO.ID - Korban kasus dugaan penipuan modus dijanjikan bekerja di RSUD Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang melakukan laporan ke Polsek Labuan bertambah.

Hal ini diketahui usai korban lainnya melapor ke Polsek Labuan. Sebelumnya, Polsek Labuan telah menerima laporan dari 7 orang korban dugaan penipuan oleh oknum calo tenaga kerja RSUD Labuan.

Selang sehari, sebanyak 5 orang warga yang membuat laporan ke polisi dengan kasus yang sama. Jadi secara keseluruhan, korban kasus dugaan penipuan sebanyak 13 orang.

Kapolsek Labuan, Kompol Waras Wahyudi membenarkan, warga yang melapor kepada pihaknya terkait kasus dugaan penipuan oleh oknum calo tenaga kerja RSUD Labuan, bertambah.

Baca Juga: Dijanjikan Kerja di RSUD Labuan, Belasan Warga Pandeglang Tertipu Calo

"Iya, sekarang ada 13 orang yang melapor. Awalnya 7 orang kemudian bertambah lagi 5 orang," ungkap Waras Wahyudi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis, 12 Juni 2025.

Atas adanya laporan tersebut, pihaknya pun akan berupaya maksimal menindaklanjuti serta mencari dan memanggil terduga pelaku berinisial IN dan ST untuk dimintai keterangan.

"Tentu kami pun akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencari dan memanggil terduga pelaku, untuk diminta keterangannya," katanya.

Terpisah, salah seorang korban kasus dugaan penipuan tenaga kerja, Kia, warga asal Labuan mengaku, telah membuat laporan atas kasus dugaan penipuan yang menimpa dirinya.

Ia mengaku, telah dijanjikan untuk bekerja di RSUD Labuan, oleh oknum calo berinisial IN dan ST.

"Awalnya, saya ada yang nawarin kalau mau masuk kerja ke RSUD Labuan, melalui oknum calo itu. Saya datang ke rumah calo itu ke Teluk, waktu itu saya dipinta dokumen lamaran kerja dan uang sebesar Rp1 juta," ujarnya.


Berita Terkait


News Update