Bersama Innovillage, Mahasiswa Hadirkan Inovasi Alternatif Pencegahan Stunting

Rabu 11 Jun 2025, 11:45 WIB
Pelaksanaan program InnoMilk di Kabupaten Sigi, Marawola, Desa Binangga. (Sumber: Dok. Telkom)

Pelaksanaan program InnoMilk di Kabupaten Sigi, Marawola, Desa Binangga. (Sumber: Dok. Telkom)

Baca Juga: Jam Tangan Rolex vs Ayam Tiren: Potret Kesenjangan Atlet Indonesia yang Kian Nyata

Dari Universitas Tadulako, tim mahasiswa menghadirkan inovasi berupa susu analog tinggi protein yang terbuat dari ikan penja dan daun kelor bernama InnoMilk. Produk ini telah melalui pengujian laboratorium yang menunjukkan kemampuannya memenuhi kebutuhan gizi anak stunting, dengan ketahanan produk hingga satu bulan setelah proses produksi. InnoMilk juga memanfaatkan platform digital untuk monitoring distribusi dan edukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi gizi seimbang.

Tak kalah inovatif, tim dari Universitas Pakuan mengembangkan aplikasi PANDA (Panic Notification Device Andalan), sebuah sistem yang memungkinkan ibu hamil dan bayi mendapatkan akses cepat terhadap layanan kesehatan dalam kondisi darurat. Cukup dengan membuka aplikasi dan menekan tombol darurat tiga kali, sinyal bantuan langsung dikirimkan ke instansi kesehatan terdekat. Selain itu, aplikasi ini juga menawarkan berbagai fitur edukasi kesehatan serta sistem komunikasi darurat melalui aplikasi WhatsApp.

Sementara itu, dari Politeknik Negeri Medan, hadir SNINCER (Stunting Care), sebuah platform digital yang menggabungkan edukasi, konsultasi kesehatan online, hingga sistem reward untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kesehatan keluarga. Lewat pendekatan berbasis komunitas ini, SNINCER berupaya mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju pola hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Baca Juga: Trik Psikologi, Ini 10 Cara Membuat Lawan Jenis Jatuh Cinta Padamu

Ketua Tim InnoMilk dari Universitas Tadulako Diva Avicenna menyampaikan bahwa melalui hasil karya inovasi mereka tidak hanya berfokus pada penciptaan susu analog tinggi protein serta penggunaan platform digital dalam pemantauan kesehatan anak. Akan tetapi juga berfokus pada integrasi teknologi sebagai alat kendali sosial.

“Inovasi kami bukan hanya pada produknya, tetapi juga pada penggunaan platform digital kontrol masyarakat untuk memantau kesehatan anak, mengedukasi gizi, mendistribusikan susu, dan mendorong partisipasi warga. Innovillage 2024 menjadi langkah menjanjikan untuk mendorong pembangunan dari akar, karena memberi ruang bagi masyarakat desa menciptakan solusi yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan mereka,” ujarnya.

Innovillage 2024 menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa berawal dari inovasi kecil yang dilahirkan oleh generasi muda. Tidak hanya memperkenalkan solusi berbasis teknologi, program ini juga menumbuhkan semangat kolaborasi, kepedulian sosial, dan pemberdayaan komunitas. Dengan terus mendorong lahirnya inovasi-inovasi seperti ini, Indonesia optimistis dapat mempercepat pencapaian target nasional dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak bangsa. (Ril)


Berita Terkait


News Update