Namun, pakar imunologi Universitas Airlangga, Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo, mengingatkan bahwa perubahan cuaca dan penurunan kekebalan populasi bisa memicu lonjakan kasus. "Musim dingin yang tidak biasa tahun ini menciptakan kondisi ideal untuk penularan virus, mirip awal pandemi 2020," ujarnya.
Baca Juga: Waspada Varian Baru COVID-19 Nimbus NB.1.8.1, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Gejala Covid-19 Varian Nimbus
Laporan dari negara-negara terdampak mengidentifikasi gejala varian Nimbus yang khas:
- Sakit tenggorokan parah: Dideskripsikan seperti "tertusuk pecahan kaca".
- Ruam merah di mulut dan pembengkakan kelenjar getah bening.
- Gangguan pencernaan: Mual dan diare, yang jarang ditemukan pada varian sebelumnya.
- Gejala umum lain: batuk ringan, hidung tersumbat, dan kelelahan ekstrem.
- Strategi Mitigasi: Vaksinasi dan Adaptasi Protokol Kesehatan
Dr. Agung menekankan pentingnya pembaruan vaksin Covid-19 untuk menyesuaikan dengan mutasi virus. "Seperti vaksin flu, kita butuh formula terbaru yang spesifik untuk varian Omicron turunan," paparnya.
Sementara itu, Kemenkes RI mengimbau masyarakat:
- Segera melengkapi vaksinasi booster.
- Memakai masker di kerumunan, terutama bagi yang bergejala.
- Meningkatkan imunitas dengan pola hidup sehat.
Baca Juga: Waspada Varian Baru Covid-19, Apakah Nimbus Lebih Menular dan Berbahaya dari Omicron?
Perlunya Keseimbangan antara Kewaspadaan dan Kepanikan
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Dr. Laura Navika Yamani, menilai Nimbus belum masuk kategori variant of concern (VOC). "Tapi, sejarah mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan sinyal awal. Pemantauan ketat dan respons cepat kunci menghadapi varian baru," tandasnya.
WHO memproyeksikan pembaruan rekomendasi global jika ditemukan bukti peningkatan risiko. Untuk sementara, masyarakat diharapkan tetap tenang namun disiplin menerapkan langkah pencegahan.
Dengan terus bermutasinya virus SARS-CoV-2, kemunculan varian Nimbus menjadi pengingat bahwa pandemi belum sepenuhnya berakhir.
Meskipun risiko kesehatan masyarakat saat ini dinilai rendah, kewaspadaan dan kesiapsiagaan tetap diperlukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan perkembangan di masa mendatang. Kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ini.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, dengan terus mematuhi protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi.
Sementara itu, pemantauan ketat dari WHO dan otoritas kesehatan global akan terus dilakukan untuk memastikan respons yang tepat dan cepat terhadap perkembangan varian ini. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan kita dapat bersama-sama melewati fase baru pandemi ini dengan lebih baik.