POSKOTA.CO.ID - Sosok Dedi Mulyadi kembali menjadi sorotan publik setelah mengunggah video terbaru di kanal YouTube miliknya.
Dalam video tersebut, mantan Bupati Purwakarta itu tampak mengajak petugas kebersihan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jawa Barat untuk membersihkan rumput liar yang tumbuh di sepanjang jalan Pasar Trusmi, Kabupaten Cirebon.
Aksi tersebut merupakan inisiatif pribadi Dedi, meskipun kawasan yang dibersihkan bukan termasuk wilayah kewenangannya.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi lingkungan sekitar pasar yang terlihat kumuh, semrawut, dan tidak mencerminkan ketertiban ruang publik.
"Saya tidak punya kewenangan langsung di sini, tetapi ketika melihat kondisi seperti ini, hati saya tergugah. Kita tidak bisa hanya menunggu pemerintah, masyarakat pun bisa turut bergerak," ujar Dedi dalam video yang diunggah di kanal YouTube resminya.
Di tengah kegiatan bersih-bersih itu, Dedi menemukan fakta mengejutkan sekitar 75 persen badan jalan di sekitar Pasar Trusmi dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima untuk berjualan.
Padahal, pasar resmi tersedia tak jauh dari lokasi tersebut. Kondisi ini menyebabkan kemacetan dan menciptakan kesan tidak tertib di sepanjang ruas jalan utama.
Dalam video tersebut, Dedi tampak berdialog langsung dengan para pedagang yang berjualan di pinggir jalan.
Baca Juga: Anak Korban Longsor Gunung Kuda Bertemu Dedi Mulyadi, Inilah Bantuan yang Mereka Terima
Mereka mengaku memilih berdagang di luar karena lebih ramai dikunjungi pembeli dan tidak dipungut biaya sewa resmi.
Salah satu pedagang menyebut hanya dikenakan biaya kebersihan sebesar Rp2.000 per hari.
"Kalau di dalam pasar, sepi. Di luar banyak orang lewat dan pembeli lebih ramai. Kami hanya bayar kebersihan harian," ujar seorang pedagang.
KDM, sapaan akrab Dedi Mulyadi, kemudian menyambangi pengelola Pasar Trusmi untuk mencari solusi jangka panjang.
Baca Juga: Ketahuan Pernah Minum Miras, Kameramen Dedi Mulyadi Akan Dibina di Barak Militer, Benarkah?
Ia bertanya perihal ketersediaan kios dan kemungkinan menata ulang para pedagang agar kembali berdagang di dalam pasar.
Menanggapi keluhan pedagang resmi di dalam pasar yang merasa dirugikan karena kalah saing dengan PKL di luar, Dedi menyampaikan bahwa negara harus hadir untuk menegakkan ketertiban dan keadilan.
"Jangan sampai yang tertib malah kesulitan, sementara yang melanggar aturan justru untung. Negara harus tegas mengatur fungsi ruang. Jalan untuk lalu lintas, pasar untuk berdagang," tegasnya.
Dedi pun mengajak para pedagang dan pengelola pasar untuk bersama-sama membuat laporan kepada pemerintah daerah agar segera menertibkan kawasan tersebut secara adil dan manusiawi.