POSKOTA.CO.ID - Di era teknologi keuangan digital yang terus berkembang, pinjaman online (pinjol) telah menjadi solusi finansial cepat tanpa jaminan bagi banyak masyarakat di Indonesia.
Kemudahan akses melalui aplikasi ponsel, proses pencairan dana yang cepat, dan persyaratan administrasi yang minim menjadikan pinjol sangat diminati, terutama di area dengan mobilitas tinggi dan keterbatasan akses ke perbankan konvensional.
Namun, di balik kemudahan tersebut, penggunaan pinjol yang tidak bijak dapat memicu berbagai persoalan, seperti jeratan utang dan risiko gagal bayar.
Lantas, provinsi mana saja di Indonesia yang memiliki jumlah pengguna pinjol terbanyak? Dan bagaimana karakteristik pengguna pinjol di masing-masing wilayah?
Baca Juga: Rekomendasi 5 Aplikasi Pinjol Cepat Cair ke Dompet Elektronik Dana, Limit Besar dan Tanpa Ribet
Karakteristik Pengguna Pinjol di Provinsi Besar
Provinsi-provinsi di Indonesia menunjukkan karakteristik pengguna pinjol yang berbeda. Kota besar di Indonesia, seperti Jawa Barat dan DKI Jakarta, memiliki tingkat konsumsi yang tinggi.
Hal ini secara logis menempatkan kedua provinsi ini di posisi teratas daftar provinsi dengan pengguna pinjol terbanyak.
Tingginya mobilitas dan kebutuhan finansial mendesak mendorong sebagian besar penduduk di wilayah urban untuk mencari alternatif pembiayaan cepat.
Baca Juga: Jangan Kaget, Makin Dibayar Pinjol Malah Makin Gencar Ditagih? Begini Penjelasannya
Daftar 6 Provinsi dengan Pengguna Pinjaman Online Terbanyak di Indonesia
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2024 dari sektor P2P lending, berikut adalah daftar 6 provinsi pengguna pinjaman online terbanyak di Indonesia:
Jawa Barat
Jawa Barat bukan hanya provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, tetapi juga tercatat sebagai provinsi pengguna pinjol terbanyak di Indonesia, dengan 5.201.102 akun aktif.
Outstanding pinjaman di provinsi ini mencapai Rp18 triliun, menunjukkan kontribusi signifikan Jawa Barat terhadap total pinjaman online di Pulau Jawa.
Data OJK juga menunjukkan tingkat kredit macet atau TWP90 di Jawa Baratsebesar 3,09 persen, sedikit di atas rata-rata nasional 2,81 persen.
Baca Juga: Waspada! Jangan Lakukan Ini Saat DC Pinjol Telepon Kamu Berkali-Kali
DKI Jakarta
Di posisi kedua adalah DKI Jakarta, dengan 2.295.365 akun pinjol aktif dan total pinjaman aktif sebesar Rp11,9 triliun.
Meskipun jumlah penggunanya lebih rendah dari Jawa Barat, tingkat TWP90 di DKI Jakarta justru lebih tinggi, mencapai 3,20 persen.
Tingginya biaya hidup di ibu kota kerap mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pinjol demi memenuhi kebutuhan konsumsi, namun hal ini juga meningkatkan risiko keterlambatan pembayaran.
Oleh karena itu, edukasi dan literasi keuangan yang adaptif sangat dibutuhkan untuk masyarakat perkotaan.
Baca Juga: Benarkah DC Lapangan Pinjol Dilarang Menagih ke Rumah Nasabah Mulai Besok? Begini Faktanya
Jawa Timur
Jawa Timur menempati posisi ketiga dengan 2.285.923 akun aktif dan total outstanding pinjaman sebesar Rp8,8 triliun.
Menariknya, provinsi ini mencatat tingkat kredit macet yang relatif rendah, yakni 2,34 persen, lebih baik dibandingkan dua provinsi di atasnya.
Jawa Tengah
Posisi keempat ditempati oleh Jawa Tengah dengan 1.907.231 akun pinjol aktif.
Tingkat TWP90 di Jawa Tengah juga relatif rendah, yakni 2,55 persen, meskipun jumlah pengguna aktifnya tidak sebanyak tiga provinsi teratas.
Baca Juga: DC Lapangan Ogah Nagih Orang Seperti Ini! Ternyata Begini Cara Aman Saat Galbay Pinjol
Banten
Peringkat kelima adalah Banten dengan total 1.399.248 akun aktif dan nilai pinjaman online yang masih berjalan sebesar Rp5,6 triliun.
Tingkat TWP90 atau kelalaian pengguna dalam menyelesaikan kewajiban di atas 90 hari cukup rendah, yaitu 2,03 persen, menandakan mayoritas pengguna pinjol di Banten mampu membayar tepat waktu.
Sumatera Utara
Di luar Pulau Jawa, Sumatera Utara menjadi provinsi dengan jumlah pengguna pinjol terbanyak di Sumatera, yakni 752.769 akun aktif.
Per Juli 2024, total outstanding pinjaman online di Sumatera Utara mencapai Rp2,2 triliun dengan TWP90 yang sangat rendah, hanya 1,49 persen.
Dengan tingkat keterlambatan bayar yang rendah, provinsi ini menunjukkan potensi pemanfaatan pinjol yang produktif dan berkelanjutan, terutama dengan dukungan kebijakan dari regulator dan pelaku industri.
DISCLAIMER: Artikel ini hanya berupa informasi umum dan bukan saran atau ajakan untuk mengajukan pinjaman online. Setiap keputusan yang dilakukan terkait pinjol, sepenuhnya tanggung jawab pengguna bukan Poskota.