Pedagang Sapi Kurban di Depok Waspadai PMK, Permintaan Tetap Tinggi

Senin 19 Mei 2025, 14:57 WIB
Penanggung jawab kandang Jo Cattle akan memberikan suntikan obat antibiotik untuk sapi kurban menjelang Idul Adha 2025. Pemberian obat merupakan bagian dari antisipasi pedagang hewan kurban terhadap wabah PMK. (Sumber: Poskota/Angga Pahlevi)

Penanggung jawab kandang Jo Cattle akan memberikan suntikan obat antibiotik untuk sapi kurban menjelang Idul Adha 2025. Pemberian obat merupakan bagian dari antisipasi pedagang hewan kurban terhadap wabah PMK. (Sumber: Poskota/Angga Pahlevi)

DEPOK, POSKOTA.CO.ID – Pedagang hewan kurban di wilayah Bojongsari Baru, Kota Depok, mewaspadai ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kembali merebak jelang Idul Adha 2025.

Andik Bodong, 39 tahun, pemilik Kandang Jo Cattle, mengaku penjualan sapi kurban tetap lancar meski kekhawatiran akan PMK meningkat.

“Alhamdulillah untuk penjualan sapi kurban berjalan lancar. Tapi kalau mau pesan lagi, terutama jenis Sapi Jawa, sekarang sangat sulit karena daerah asalnya takut kirim. Ini kita upayakan supaya sapi-sapi yang sudah ada tidak tertular PMK,” kata Bodong kepada Poskota, Senin, 19 Mei 2025.

Karena sulitnya stok sapi Jawa, pihaknya kini lebih banyak menjual sapi jenis Bali. Hingga saat ini, sebanyak 38 ekor telah terjual, mayoritas jenis Limosin, Simental, dan Pegon, yang sudah dirawat dan digemukkan selama 10 bulan.

Baca Juga: Disnakkan Bogor Periksa Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 2025

“Pelanggan kebanyakan dari Jabodetabek. Meski ekonomi sedang lesu, peminat kurban tetap tinggi. Bahkan naik sekitar 50 persen dibanding tahun lalu,” ungkapnya.

Usaha kurban sapi ini milik Wildan alias Kho Johan, 46 tahun, warga Palembang, Sumatera Selatan. Menurut Bodong, sebagian besar pembeli datang dari urungan kolektif.

Upaya Cegah PMK

Sebagai antisipasi PMK, Bodong rutin memeriksa kesehatan sapi dan memberikan perawatan tambahan agar tetap sehat dan layak untuk dikurbankan.

“Hampir tiap tahun PMK menular ke sapi. Kita cek kesehatan secara berkala, kasih minuman herbal, dan suntikan antibiotik agar sapi tetap kuat,” ujarnya.

Ramuan herbal yang diberikan antara lain kunyit, lempuyang, temulawak, jahe, gula merah, dan bawang putih. Obat ini diberikan dua kali sehari, pagi dan sore, dengan cara dicekok.

Jika ada sapi yang sakit, segera diberi antibiotik. Selain itu, kata Bodong, sapi diberi makan utama berupa rumput segar untuk menjaga kualitas daging.


Berita Terkait


News Update