POSKOTA.CO.ID - Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) kini tengah berhitung untuk menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Namun sebelum hal tersebut terjadi, Jokowi harus terlebih dahulu bergabung dengan PSI untuk bisa menduduki jabatan sentral tersebut.
“Masih kalkulasi, jangan sampai saya daftar nanti saya kalah,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengaku belum mengikuti pendaftaran calon Ketua Umum PSI karena waktunya masih panjang.
Baca Juga: Heboh Uji Labfor Ijazah Jokowi Makin Disoroti, Begini Kata Eks Wakalpolri
“Masih panjang sampai Juli. Seingat saya Juni atau Juli,” ucapnya.
Peluang Jokowi Kalah Kecil
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menyampaikan jika Jokowi membutuhkan kendaraan politik seperti Megawati Soekarnoputri yang menjadi Ketum PDI Perjuangan atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Lalu di sisi lain, PSI juga membutuhkan sosok atau figur yang cukup kuat semisal Jokowi.
“Ini berkelindan, satu butuh kendaraan yang satu butuh figur. Peluang Jokowi untuk maju sebagai ketum PSI ini besar, sehingga muncul kata-kata kalkulasi. Artinya jangan sampai saat maju, ada kompetitor yang punya kekuatan sebanding dan punya potensi bisa mengalahkan. Intinya enggak malu-maluin lah,” ucap Agung dikutip pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Baca Juga: Jokowi Serahkan Fotokopi Ijazah ke Polisi sebagai Bukti, Begini Kata Rismon Hasiholan Sianipar
Agung menilai jika peluang Jokowi kalah dalam pemilihan menjadi ketum PSI ini sangat kecil. Pasalnya, sejak awal PSI melabeli diri sebagai partai Jokowisme.