Bahkan, katanya, banyak dari mereka mendukung karena melihat perubahan positif pada anak-anak mereka setelah mengikuti pelatihan di barak.
Pendidikan Barak Militer
Pendekatan pendidikan karakter ala militer bukanlah konsep baru. Beberapa lembaga pendidikan alternatif di dunia memang menerapkan kedisiplinan tinggi sebagai metode pembentukan karakter.
Namun, ketika diterapkan dalam konteks siswa dengan masalah perilaku, muncul perdebatan mengenai efektivitas dan etikanya.
Baca Juga: Kebijakan Barak Militer untuk Siswa Bermasalah, Dedi Mulyadi Ajak Masyarakat Turut Ambil Peran
Kritik utama terhadap program ini datang dari kelompok pemerhati anak, seperti Komnas Perlindungan Anak dan tokoh seperti Kak Seto, yang sebelumnya juga menyuarakan kehati-hatian.
Mereka mempertanyakan apakah pendekatan militer tidak melanggar prinsip pendidikan yang ramah anak.
Sementara itu, pendukung program menilai bahwa metode keras diperlukan untuk membentuk disiplin dan mengubah perilaku siswa yang sulit dikendalikan melalui pendekatan konvensional.
Polemik Konsep dan Realita Lapangan
Bupati Purwakarta pun menganggap bahwa pandangan Verrel Bramasta tentang konsep militer dengan pelajar berbeda sehingga menyatakan demikian.
"Jangan-jangan konsep pemikiran militer dia (Verrell) dengan pelajar Jawa Barat berbeda," ucap Saepul Bahri.
Ia pun membuka ruang diskusi tentang bagaimana pendekatan pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik lokal.
Menurut Saepul, program ini bukan semata-mata 'penghukuman', tetapi lebih kepada pembinaan dan pendampingan.
Verrell, yang selama ini dikenal sebagai publik figur dan politisi muda, belum memberikan tanggapan lanjutan atas tantangan tersebut.