“Yang mereka incar bukan jumlah tagihan, tapi profesi dan jabatan. Kalau Anda punya karir bagus, mereka bisa hancurkan itu lewat media sosial,” ungkap admin kanal YouTube Tools pinjol.
Lebih lanjut, penyebaran data ini diduga bukan dilakukan oleh DC biasa yang bertugas untuk melakukan penagihan.
Tapi oleh tim khusus atau bahkan pihak ketiga yang bekerja secara kasar, dengan tugas menyebar data untuk menekan mental dan reputasi korban.
“Mereka punya divisi sendiri. Ada yang khusus reminder, teror, spam, bahkan penyebaran data. Jumlahnya sedikit, orang-orang pilihan. Mereka ini mafianya pinjol,” jelas narasumber dalam video YouTube Tuspinjol.
Tim Tools Pinjol bersama komunitasnya berhasil melakukan aksi cepat dengan mentake down sejumlah postingan yang menyebar data pribadi korban di Facebook.
Namun, mereka tetap mengingatkan bahwa kejadian seperti ini bisa terulang dan membahayakan siapa pun yang gagal bayar pinjol bahkan yang legal sekalipun.
Tak hanya itu, narasumber juga mengingatkan soal bahaya menggunakan jasa joki pinjol atau pendampingan galbay (gagal bayar) yang kerap mengklaim layanan mereka aman.
“Mereka bilang aman karena yang dipakai data kalian, bukan data mereka. Kalau data kalian disebar, mereka enggak akan bisa bantu apa-apa,” tegasnya.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat yang meminjam uang dari aplikasi pinjol legal agar tetap waspada.
Terutama jika memiliki jabatan atau profesi penting yang rawan dijadikan alat tekanan oleh oknum DC yang tidak bertanggung jawab.