POSKOTA.CO.ID – Analis sepak bola Bung Towel mempertanyakan komitmen rebranding kompetisi Super League musim 2025-2026 setelah pernyataan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus mengenai larangan suporter tim tamu.
Menurut Bung Towel, pernyataan yang disampaikan pada awal musim itu justru berpotensi menciptakan situasi kurang kondusif.
“Super League musim ini menurut saya dibuka dengan pernyataan dari Dirut LIB, Ferry Paulus, yang menodai, yang menurut saya menodai rebranding Super League itu sendiri, begitu loh. Pernyataan yang bisa menimbulkan situasi kurang kondusif,” kata Bung Towel, dikutip dari kanal YouTube miliknya.
Ferry Paulus sebelumnya menyatakan larangan bagi suporter tim tamu tetap berlaku pada musim ini, yang disebutnya merupakan hasil komunikasi dengan FIFA. Bung Towel menilai klaim tersebut perlu dibuktikan dengan dokumen resmi.
Baca Juga: Klasemen Sementara Super League 2025/2026 Pekan Pertama, Persija Rebut Posisi Puncak
“Jika itu adalah hasil keputusan komunikasi bersama FIFA, maka harus ada surat formalnya. FIFA tidak pernah mengambil keputusan tanpa hitam di atas putih,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa keputusan yang sensitif, seperti larangan suporter tandang, seharusnya disertai bukti tertulis dari federasi internasional tersebut.
“Jadi, menurut saya, jangan Ferry Paulus cuma menyatakan, cuma ngomong, lalu kemudian semua publik bola harus percaya bahwa itu adalah keputusan FIFA atau hasil komunikasi dengan FIFA,” kata Bung Towel.
Bung Towel menyebut langkah Ferry Paulus sebagai “blunder” dalam membuka musim Super League yang tengah mengusung citra baru. Ia juga menyoroti gaya berbicara Ferry yang dinilainya terlalu santai untuk isu sepenting ini.
Baca Juga: Persija Jakarta Pesta Gol Lawan Persita di Laga Pertama Super League 2025/2026
“Blunder sudah dimulai dengan pernyataannya di depan wartawan. Public speaking-nya ciri khas Ferry Paulus, agak cengengesan, tapi itu tidak tepat untuk keputusan yang sifatnya sensitif,” kata Bung Towel.
